Kata Pengantar
Aspechya……
Puji syukur
penyusun panjatkan kepada Allah SWT, karena atas karunianya dapat tersusun buku
materi – materi palang merah remaja ( PMR ) sebagai acuan kegiatan pelantikan
penerimaan anggota baru dan kenaikan tingkat.
Buku ini
di buat hanya untuk lingkungan Palang Merah Remaja Unit SMP Negeri 7 bogor
dalam rangka menunjang kegiatan pelantikan penerimaan anggota baru dan kenaikan
tingkat yang dilaksanakan tanggal,25 – 27 Oktober 2013 bertempat di desa Tajur
Halang kec. Cijeruk – Kab.Bogor
Akhirnya
penyusun mempersembahkan buku ini dengan harapan para anggota mendapatkan
materi – materi kepalang merahan dari buku ini walaupun masih jauh dari
sempurna.
Bogor,
Oktober 2013
Penyusun
Ludy Purnawan
JANJI PMR
Kami anggota palang merah remaja Indonesia disertai
dengan penuh rasa tanggung jawab dan bersungguh hati berjanji :
1. Bertaqwa kepada Tuhan YME,
2. Berbakti kepada masyarakat,
3. Mempertinggi keterampilan dalam memelihara mutu kebersihan dan kesehatan,
4. Menjalin persahabatan Nasional dan Internasional,
5. Menjaga nama baik PMI dan PMR dengan memegang teguh prinsip – prinsip kepalang merahan :
1. Bertaqwa kepada Tuhan YME,
2. Berbakti kepada masyarakat,
3. Mempertinggi keterampilan dalam memelihara mutu kebersihan dan kesehatan,
4. Menjalin persahabatan Nasional dan Internasional,
5. Menjaga nama baik PMI dan PMR dengan memegang teguh prinsip – prinsip kepalang merahan :
- Kemanusiaan,
- Kesamaan ,
- Kenetralan,
- Kemandirian,
- Kesukarelaan,
- Kesatuan, dan
- Kesemestaan.
- Kesamaan ,
- Kenetralan,
- Kemandirian,
- Kesukarelaan,
- Kesatuan, dan
- Kesemestaan.
Mars
Palang Merah Indonesia
Palang Merah Indonesia
Sumber kasih umat manusia
Warisan luhur, nusa dan bangsa
Wujud nyata pengayom Pancasila
Sumber kasih umat manusia
Warisan luhur, nusa dan bangsa
Wujud nyata pengayom Pancasila
Gerak juangnya keseluruh nusa
Mendarmakan bhakti bagi ampera
Tunaikan tugas suci tujuan PMI
Di Persada Bunda Pertiwi
Mendarmakan bhakti bagi ampera
Tunaikan tugas suci tujuan PMI
Di Persada Bunda Pertiwi
Untuk umat manusia
Di seluruh dunia
PMI menghantarkan jasa
Di seluruh dunia
PMI menghantarkan jasa
Mars
Bhakti PMR (Palang Merah Remaja)
Palang Merah Remaja Indonesia
warga Palang Merah sedunia
Berjuang berbakti penuh kasih sayang untuk rakyat semua
Bekerja dengan rela tulus ikhlas
Berjuang berbakti penuh kasih sayang untuk rakyat semua
Bekerja dengan rela tulus ikhlas
untuk yang tertimpa sengsara
Puji dan puja tidak dikejar… mengabdi tuk sesama…
Puji dan puja tidak dikejar… mengabdi tuk sesama…
Putra Putri Palang Merah Remaja Indonesia
Abdi rakyat sedunia luhur budinya
Putra Putri Palang Merah Remaja Indonesia
Abdi rakyat sedunia mulya citanya
Abdi rakyat sedunia luhur budinya
Putra Putri Palang Merah Remaja Indonesia
Abdi rakyat sedunia mulya citanya
Hymne
PMI
Palang merah Indonesia
Wujud kepedulian nyata
Nurani yang suci
Untuk membantu menolong sesame
PMI
Siaga setiap waktu
Berbakti, dan mengabdi
Bagi hidup manusia
Agar sehat sejahtera di seluruh dunia
MARILAH KAWAN
MARILAH KAWAN KITA BERSAMA
SATUKAN TEKAD DIDALAM PMR
MENGASAH KASIH TUJUAN UTAMA
AMALKAN TUJUH PRINSIP PALANG MERAH
MARILAH
KAWAN KITA BERSAMA
SATUKAN
TEKAD KENAKAN SYAL BIRU
MAJU
SERENTAK SATRIA BIRU
LAKSANAKAN
TUGAS KEMANUSIAA
BAHU – MEMBAHU MENJAGA KEBERSIHAN
TINGKATKAN GIZI MASYARAKAT
SUMBANGSIH SEBAGAI BUKTI KERJA NYATA
IKHLAS DIDALAM PENGABDIANNYA
MARILAH
KAWAN KITA BERSAMA
SATUKAN
TEKAD KENAKAN SYAL BIRU
MAJU SERENTAK BARISAN BIRU
MADYA
TUJUH SLALU DIHATI KITA
API UNGGUN
MALAM YANG HENING
BERTABUR CAHAYA BINTANG
ANGIN BERTIUP SEPOY
MENAMBAH ANGGUNMU
INGIN KUNIKMATI
HIDUP INI TAK TERHENTI
BERSAMA PANCARAN
CAHYAMU YANG ABADI
REFF :
JANGAN KAU PADAM API UNGGUNKU
TEMANILAH DAKU DALAM SEPI
DALAM SUNYI
MALAM INI
KEMESRAAN
Suatu hari
Dikala kita duduk ditepi pantai
Dan memandang
Ombak dilautan yang kian menepi
Burung camar
Terbang bermain diderunya air
Suara alam ini
Hangatkan jiwa kita
Sementara
Sinar surya perlahan mulai tenggelam
Suara gitarmu
Mengalunkan melodi tentang cinta
Ada hati
Membara erat bersatu
Getar seluruh jiwa
Tercurah saat itu
Kemesraan ini
Janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini
Ingin kukenang selalu
Hatiku damai
Jiwaku tentram disampingmu
Hatiku damai
Jiwaku tentram bersamamu
Dikala kita duduk ditepi pantai
Dan memandang
Ombak dilautan yang kian menepi
Burung camar
Terbang bermain diderunya air
Suara alam ini
Hangatkan jiwa kita
Sementara
Sinar surya perlahan mulai tenggelam
Suara gitarmu
Mengalunkan melodi tentang cinta
Ada hati
Membara erat bersatu
Getar seluruh jiwa
Tercurah saat itu
Kemesraan ini
Janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini
Ingin kukenang selalu
Hatiku damai
Jiwaku tentram disampingmu
Hatiku damai
Jiwaku tentram bersamamu
TRI BHAKTI PMR
Meningkatkan Keterampilan Hidup Sehat
Ingin jadi remaja
yang berkarakter bersih dan sehat? Bener banget kalau temen-temen milih gabung
di PMR. Karena di PMR kita belajar tentang pertolongan pertama, remaja sehat
peduli sesama, kesehatan remaja, ayo siaga bencana, dan donor darah. _Baca
selengkapnya di
Berkarya
dan Berbakti di Masyarakat
Karena kita
makhluk sosial, maka kehidupan kita gak akan pernah lepas dengan orang lain.
Udah tahukan kalo ngebantu sesama itu penting? Dan yang lebih penting, membantu
sesama itu menyenangkan lho. Nggak salah lagi kalau teman-teman gabung PMR,
karena disitu memang tempat berkumpulnya remaja yang peduli, kreatif dan
bersahat. Di PMR kita bisa bareng-bareng bantu sesama.
Mempererat Persahabatan Nasional dan
International
Pengen punya
banyak teman? Apalagi punya teman dari daerah bahkan negara yang berbeda? Aku
punya berapa teman. Buanyak deh. Apalagi sejak gabung PMR. Aku punya temen dari
Papua, Toraja, Aceh, Palembang, juga dari Belanda, Jepang, Denmark, Australia,
Malaysia, Singapore, Philipina, .. gak terhitung lagi. Dengan gabung PMR, kita
akan belajar bagaimana menjalin persahabatan dengan orang lain. Bisa nasional
bisa international. Asyik!!
A. Sejarah
Florence Nightingale
Florence
Nightingale lahir di Florence, Italia pada 12
Mei 1820 dan diberi nama berdasarkan kota dimana ia dilahirkan. Nama depannya,
Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau
Florence dalam bahasa Inggris. Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah
rumah besar dan mewah milik ayahnya, William Nightingale yang merupakan seorang
tuan tanah kaya di Derbyshire, London, Inggris. Sementara ibunya adalah
keturunan ningrat dan keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. Florence
Nightingale memiliki seorang saudara perempuan bernama Parthenope. Pada masa
remaja mulai terlihat perilaku mereka yang kontras dan Parthenope hidup sesuai
dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah. Pada masa itu wanita
ningrat, kaya, dan berpendidikan aktifitasnya cenderung bersenang-senang saja
dan malas, sementara Florence lebih banyak keluar rumah dan membantu warga
sekitar yang membutuhkan. Perawat pada masa itu perawat
dianggap pekerjaan hina karena:
· Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau
“buntut” (keluarga tentara yang miskin) yang mengikuti kemana tentara pergi.
· Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan
tubuh dalam keadaan terbuka, sehingga dianggap profesi ini bukan profesi sopan
wanita baik-baik dan banyak pasien memperlakukan wanita tidak berpendidikan
yang berada dirumah sakit dengan tidak senonoh § Perawat di Inggris pada masa
itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan karena alasan-alasan tersebut di
atas.
· Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang
masak.
Nama
harum Florence melejit saat pecah perang Krim antara Inggris, Perancis, dan
Turki melawan Rusia pada tahun 1854-1856. Saat itu banyak sekali tentara
Inggris yang terluka dan dibiarkan terlantar di rumah sakit darurat di medan
perang karena tak cukupnya tenaga perawat di tempat itu. Florence dengan tulus
dan berani membawa 38 orang perawat ke rumah sakit itu. Selama 21 bulan, ia
mengabdi tak kenal lelah merawat, menghibur tentara yang terluka dan
mengusahakan perbaikan fasilitas rumah sakit darurat tersebut. Florence tak
pernah absen untuk selalu berpatroli menjenguk korban yang terluka bahkan di
tengah malam yang dingin. Kedatangan Florence yang berjalan kaki membawa
lentera selalu dinantikan para pasien. Florence memperoleh julukan Malaikat
dengan Lentera. Berkat pengabdian Florence dan timnya, persentase kematian
prajurit yang terluka parah membaik dari 42% menjadi hanya 2%. Bekerja nonstop
tak kenal lelah sempat membuat kesehatan Florence memburuk. Ia terkena penyakit
demam yang parah. Namun, berkat cinta kasihnya dan kerinduannya untuk meringankan
penderitaan orang lain, serta doa restu dari semua orang yang mengenalnya,
penyakit tersebut berhasil dikalahkannya dan pengabdian dapat dilanjutkannya.
Florence menerima penghargaan dari Ratu Victoria dan rakyat Inggris berupa
medali emas berukirkan ”Kebahagiaan dan Cinta Kasih Abadi”. ”Dana Nightingale”
yang terkumpul yang sedianya digunakan untuk membuat medali ini ternyata sangat
besar jauh di atas target. Florence pun membentuk Yayasan Nightingale yang
memperoleh sumbangan dari dari banyak pihak. Dana tersebut digunakan untuk
mendirikan sekolah perawat. Pada tahun 1860 Florence menulis buku Catatan
tentang Keperawatan (Notes on Nursing) buku setebal 136 halaman ini menjadi
buku acuan pada kurikulum di sekolah Florence dan sekolah keperawatan lainnya.
Buku ini juga menjadi populer dikalangan orang awam dan terjual jutaan
eksemplar diseluruh dunia. Pada tahun 1861 cetakan lanjutan buku ini terbit
dengan tambahan bagian tentang perawatan bayi. Beberapa penghargaan yang pernah
diperolehnya:
· Pada tahun 1883 Florence di anugrahkan medali Palang
Merah Kerajaan (The Royal Red Cross) oleh Ratu Victoria.
· Pada tahun 1907 pada umurnya yang ke 87 tahun Raja
Inggris, dihadapan beratus-ratus undangan menganugrahkan Florence Nightingale
dengan bintang jasa The Order Of Merit dan Florence Nightingale menjadi wanita
pertama yang menerima bintang tanda jasa ini.
· Pada 1908 ia dianugrahkan Honorary Freedom of the City
dari kota London. Cinta kasih dan pengabdian tulus Florence mengilhami Henri Dunant
untuk mendirikan Palang Merah.
Florence
menulis beberapa buku terlaris termasuk buku fenomenal Notes on Nursing.
Florence, yang dilahirkan ketika keluarganya sedang bertamasya ke Florence
Italia tahun 1820, terus berkarya sampai usia lanjut dan akhirnya meninggal
dunia pada tanggal 13 Agustus 1910 dalam usia 90 tahun.
B.
Jean Henry Dunant
Jean
Henry Dunant disebut Bapak Palang Merah karena beliau pendiri & pelopor
berdirinya Palang Merah. Jean Henry Dunant lahir di Swiss pada tanggal 8 Mei
1928 (yang ditetapkan hari Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional)
dan meninggal pada 30 Oktober 1910. Ayahnya bernama Jean Jacques Dunant, dan
ibunya bernama Antoinette Colladon. Jean Henry Dunant adalah seorang pengusaha
asal Swiss dan aktivis sosial.
Dunant dilahirkan di Jenewa,
Swiss sebagai anak pertama dari pengusaha Jean-Jacques Dunant dan istrinya
Antoinette Dunant-Colladon. Keluarganya sangat tulus ikhlas Calvinist dan
memiliki pengaruh signifikan di masyarakat Jenewa . Orang tuanya sangat menekankan
nilai sosial, dan ayahnya juga aktif membantu anak yatim dan parolees,
sedangkan ibunya bekerja dengan orang sakit dan miskin. Dunant tumbuh pada
periode agama terbangunnya dikenal sebagai Réveil, dan pada usia delapan belas
tahun ia bergabung dengan Masyarakat Jenewa untuk memberikan zakat. Pada tahun
berikutnya, bersama dengan teman-temannya, ia mendirikan apa yang disebut
“Kamis Asosiasi”, yang lepas dari band muda laki-laki yang bertemu untuk
belajar Alkitab dan membantu masyarakat miskin, dan ia menghabiskan banyak
waktunya untuk orang yang terlibat dalam penjara dan kunjungan pekerjaan
sosial.
Pada
tanggal 30 November 1852, ia mendirikan Jenewa bab dari YMCA dan tiga tahun
kemudian ia ikut ambil bagian dalam pertemuan Paris yang dikhususkan kepada
pembinaan organisasi internasional. Sebelumnya pada tahun 1849, pada usia 21,
Dunant dipaksa meninggalkan College Calvin karena nilai yang buruk, dan ia
memulai magang pada perusahaan Pertukaran Uang Lullin et Sautter. Setelah
berhasil , ia menetap sebagai karyawan bank.
Kemudian
pada tahun 1853, Dunant mengunjungi Aljazair, Tunisia, dan Sicily, bertugas
pada sebuah perusahaan yang dikhususkan untuk “koloni dari Setif” (Compagnie
genevoise des koloni de Setif). Walaupun sedikit pengalaman, ia berhasil
menyelesaikan tugas. Terinspirasi oleh perjalanan itu, dia, menulis buku
pertama dengan judul An Account Kabupaten di Tunisia (Notice sur la Régence
dari Tunisia), yang diterbitkan pada tahun 1858. Pada tahun 1856, ia membuat
usaha untuk beroperasi di luar negeri koloni, dan, setelah diberikan lahan
konsesi yang diduduki oleh Perancis-Aljazair, jagung yang tumbuh terus-menerus
dan perdagangan perusahaan disebut Keuangan dan Industri Perusahaan dari
Mons-Djémila Mills (Société financière et des industrielle Moulins des-Mons
Djémila).
Namun,
hak-hak tanah dan air yang tidak jelas ditetapkan, dan otoritas kolonial tidak
khususnya koperasi. Akibatnya, Dunant memutuskan untuk naik banding langsung ke
Perancis emperor Napoleon III, yang dengan tentara di Lombardy pada saat itu.
Perancis telah berjuang di samping Piedmont-Sardinia melawan Austria, yang
telah menduduki banyak sekarang Italia. Dunant menulis buku nyanjung penuh
dengan pujian untuk Napoleon III dengan maksud untuk hadir ke maharaja,
kemudian perjalanan ke Solferino untuk bertemu dengan dia secara pribadi.
Selama
perjalanan bisnis pada tahun 1859, ia menjadi saksi dari Pertempuran di
Solferino di Italia yang terjadi tepatnya tanggal 24 Juni 1859 di Solferino,
Italia Utara, Pasukan Perancis dan Italia sedang bertempur melawan pasukan
Austria. Pada saat itu, Jean Henry Dunant tiba disana dengan harapan dapat
bertemu dengan Kaisar Perancis (Napoleon III), Jean Henry Dunant secara
kebetulan , menyaksikan pertempuran itu. Saat itu Dinas Medis Militer, kualahandalam
menangani korban yang berjumlah 40.000 orang. Tergetar oleh penderitaan tentara
yang terluka, Jean Henry Dunant bekerjasama dengan penduduk setempat segera
mengkoordinasikan bantuan untuk mereka.
Setelah
kembali ke Swiss, Jean Henry Dunant menggambarkan sebuah buku yang berjudul Un
Soovenir De Solverino yang artinya kenang-kenangan dari Solverino pada
tahun 1862. Dalam bukunya, Jean Henry Dunant mengajukan 2 gagasan,yaitu:
1.
Membentuk organisasi sukarelawan yang akan disiapkan di masa damai untuk
menolong para prajurit yang terlukadimedanperang.
2.
Mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang cedera di
medan perang, serta sukarelawan dari organisas itersebut pada waktu memberikan perawatan.
Dia juga
berhasil memperoleh rilis Austria dokter diambil oleh Perancis. Setelah kembali
ke Jenewa pada awal Juli, Dunant memutuskan untuk menulis buku tentang
pengalaman dia, dia yang berjudul Un Souvenir de Solferino (A Memory of
Solferino). Ia telah diterbitkan di dalam edisi 1862 dari 1.600 eksemplar dan
telah dicetak di Dunant sendiri biaya.Di dalam buku, ia menggambarkan
peperangan, dan biaya, dan setelah itu keadaan kacau-balau. Dia juga
mengembangkan gagasan bahwa di masa depan organisasi yang netral harus ada
untuk memberikan perawatan kepada prajurit luka.Dia didistribusikan ke buku
terkemuka banyak tokoh politik dan militer di Eropa. Dunant juga mulai
perjalanan melalui Eropa untuk mempromosikan ide-ide nya.Bukunya yang sangat
positif yang diterima, dan Presiden dari Masyarakat Jenewa untuk Kesejahteraan
Masyarakat, yuris Gustave Moynier, menjadikan buku dan saran topik di 9
Februari 1863 pertemuan organisasi.
Pada tahun
1863 Henry Dunant bersama keempat kawannya merealisasi gagasan tersebut dengan
mendirikan komite internasional untuk nantuan para tentara yang cedera,
sekarang disebut Komite Internasional Palang Merah atau Committee of The Red
Cross (ICRC) merupakan lembaga kemanusiaan bersifat mandiri, sebagai penengah
dan netral.
Dalam perkembangannya Palang Merah Internasional juga memiliki Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau International Federation of Red Cross dan Red Crescent (IFRC).
Dalam perkembangannya Palang Merah Internasional juga memiliki Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau International Federation of Red Cross dan Red Crescent (IFRC).
Namun,
Dunant terus melakukan advokasi di posisi ini perjalanan dan percakapan dengan
peringkat tinggi-tokoh politik dan militer. Ini intensif pribadi konflik antara
Moynier, yang mengambil pendekatan yang lebih pragmatis terhadap proyek, dan
Dunant yang merupakan visi idealis di antara lima, dan dipimpin oleh Moynier ke
upaya untuk menyerang Dunant dan tawaran untuk kepemimpinan.
Pada bulan
Oktober 1863, 14 negara ikut ambil bagian dalam pertemuan di Jenewa yang disusun
oleh komite untuk membahas peningkatan perawatan untuk luka prajurit. Dunant
sendiri, tetapi, hanya karena protokol pemimpin Moynier dari upaya untuk mengurangi
peranannya. Setahun kemudian, seorang diplomat konferensi diselenggarakan oleh
Swiss Parlemen dipimpin dengan penandatanganan pertama Konvensi Jenewa oleh 12
negara.
Di antara
beberapa penghargaan lainnya di tahun-tahun berikutnya, pada 1903 Dunant
diberikan sebuah kehormatan doktor oleh fakultas medis dari University of
Heidelberg. Dia tinggal di rumah sakit swasta di Heiden sampai akhir
kematiannya. Pada tahun terakhir hidupnya, ia menderita depresi dan paranoid
tentang pengejaran oleh para kreditur dan Moynier. Bahkan ada hari ketika Dunant
bersikeras bahwa memasak di rumah sakit swasta pertama rasa makanan itu sebelum
dia minta untuk melindungi terhadap kemungkinan keracunan. Meskipun ia terus
menganut Kristen kepercayaan, di akhir tahun dia spurned dan menyerang Calvinism
dan terorganisir agama secara umum. Menurut perawat, yang bertindak akhir hidupnya
adalah untuk mengirimkan salinan dari buku Müller ke italian queen dengan dedikasi
pribadi. Dia meninggal pada tanggal 30 Oktober 1910, ia outliving oleh nemesis
Moynier hanya dua bulan. Meskipun selamat dari ICRC pada penganugerahan dari hadiah
Nobel, dua saingan tidak pernah mencapai rekonsiliasi. Menurut keinginan, dia
dikuburkan tanpa upacara di Sihlfeld Cemetery di Zürich.Menurut dia akan, ia
menyumbangkan dana untuk yang aman “bebas tidur” Heiden di rumah sakit swasta yang
akan selalu tersedia untuk warga miskin di wilayah dan deeded uang ke
teman-teman dan organisasi sosial di Norwegia dan Swiss. Sisa dana itu kepada kreditur
sebagian relieving his hutang; nya ketidakmampuan untuk menghapus hutang itu
adalah beban besar untuk dia sampai kematiannya. Bekas rumah sakit swasta di
rumah-rumah yang sekarang Heiden Henry Dunant Museum.
Semangat
Henry Dunant inilah yang mengilhami terbentuknya Perhimpunan Nasional Palang
Merah Nasional dan Bulan Sabit Merah yang didirikan hampir di setiap negara di
seluruh dunia berjumlah 176 perhimpunan nasional. Sedang gagasan kedua Henry
Dunant direalisasi Pemerintah Swiss dengan mengadakan konferensi Jenewa dengan
menghasilkan Konvensi Jenewa (1864) yang terus dikembangkan sehingga dikenal
sebagai Konvensi Jenewa 1949.
Pengumuman
peraih nobel dilangsungkan di gedung Institut Nobel dan telah menjadi peristiwa
besar. Penghargaannya sendiri diberikan setiap tahunnya setiap tanggal 10
Desember, tanggal dimana Alfred Nobel meninggal pada tahun 1896. Dari 1905 sampai
1946, upacara penganugerahannya diadakan di Institut Nobel, kemudian dari 1947
diselenggarakan di aula UniversitasOslo,lalupada1990dipindahkankebalaikotaOslo.
Karena
karyanya, Jean Henry Dunant diberi penghargaan atas perannya dalam mendirikan
Komite Palang Merah Internasional.
sejarah Singkat Palang
Merah Internasional
Pada tanggal 24 Juni 1859 di kota Solferino
Italia Utara, pasukan Perancis dan Italia sedang bertempur melawan pasukan
Austria dalam suatu pertempuran yang mengerikan. Berawal dari pertempuran itu
muncullah dua gagasan dari seorang berkewarganegaraan Swiss, Henry Dunant.
Pertama, membentuk organisasi sukarelawan yang
disiapkan untuk menolong prajurit yang cedera.Kedua,mengadakan perjanjian internasional
guna melindungi prajurit yang cedera di medan perang serta sukarelawan dari
organisas itersebut. Sebagai tindak lanjutnya beliau menyusun buku berjudul "The
Memorial of Solferino" yang berisikan harapan untuk membentuk perhimpunan
bantuan sosial. Pada tahun 1863 di Jenewa diadakan pertemuan yang dikenal dengan
Komite Jenewa dan dihadiri sekitar 12 orang. Dalam musyawarah tersebut akhirnya diputuskan untuk membentuk Komunite
Internasional untuk bantuan para tentara yang cedera, yang sekarang disebut
Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan
diambilnya suatu lambang yaitu tanda palang merah dengan dasar warna putih.
Organisasi Palang Merah Internasional
Organisasi Palang merah Internasional terdiri
dari :
1.
International
Comite Of The Red Cross ( ICRC )
2.
International
Federation Of The Red Cross And Red Crescent Cocieties ( IFRC )
3.
Perhimpunan
Palang Merah / Bulan Sabit Merah Nasional
Pengertian Palang merah :
Palang
Merah adalah suatu perhimpunan yang anggota – anggotanya member pertolongan
dengan sukarela berdasarkan atas kemanusiaan kepada yang membutuhkan dengan
tidak membedakan bangsa,golongan, agama dan politik.
Lambang
Palang Merah merupakan kebalikan dari bendera Swiss yaitu Palangnya Putih
Dasarnya merah, hal ini dilakukan karena :
1.
Menghormati
Pemerintah Negara Swiss
2.
Pelopor/
pendiri Palang Merah adalah warga Negara Swiss
3.
Agar Palang
Merah benar – benar netral karena Swiss adalah Negara netral
Ketentuan Lambang Palang merah :
a.
Ukuran
lambing tidak ada ketentuan, boleh kurus atau gemuk asal keempat lengannya sama
panjang. Umumnya menggunakan 5 buah bujur sangkar, termasuk PMI
b.
Tanda
Palang merah dengan dasar putih.
c.
Diatas
lambang Palang Merah tidak boleh ada tulisan atau gambar, kecuali di
sekelilingnya.
SEJARAH TERBENTUKNYA PMI
1.
Masa
penjajahan
1.1. Masa Penjajahan Belanda
Pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah colonial
Belanda mendirikan Palang Merah Hindia Belanda dengan nama Nederlansch Roode
Kruis Afdeling Indie ( NERKAI ) yang dibubarkan pada masa pendudukan Jepang.
Pada tahun 1938 atas prakarsa dr.RCL. Senduk dan
dr. Bahder Djohan mengajukan kepada Pemerintah Kolonial Belanda agar di bentuk
Palang Merah Indonesia ( PMI ). Tapi usaha kedua orang tokoh ini ditolak.
Pada tahun 1940 cita – cita tersebut dikemukakan
lagi oleh kedua orang tokoh tersebut pada saat konprensi Palang Merah Hindia
Belanda ( NERKAI ).
1.2. Masa pendudukan Jepang
Pada tahun 1942 – 1945 Indonesia berada dibawah
pendudukan kekuasaan Pemerintah Militer Jepang. Gagasan ini di kemukakan
kembali dan ternyata usulan inipun di tolak.
2.
Masa
Kemerdekaan
Setelah Indonesia Memproklamasikan Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
1945, 17 hari kemudian tepatnya pada tanggal 3 September 1945 Presiden Republik
Indonesia Pertama Ir. Soekarno memerintahkan kepada mentri kesehatan RI,
dr.Boentaran Martoatmojo agar membentuk PMI. Maka atas perintah ini mentri
kesehatan RI pertama ini pada tanggal 5 september 1945 membentuk Panitia
pembentuk PMI yang di kenal dengan Panitia Lima karena berjumlah lima orang
yaitu :
Ketua :
dr. Moechtar
Penulis :
dr. Bahder Djohan
Anggota : dr. Djoehana,
dr mardjuki dan dr. Sitanala
Hasil
kerja Panitia Lima tersebutberhasil menyusun pengurus Besar PMI pada tanggal 17
September 1945 dan di peringati setiap tahun sebagai hari PMI dengan susunan
pengurus :
Ketua : Drs.
Moh.Hatta
Wk.Ketua : dr.Boentaran martoatmojo
Badan Penulis : dr. Mochtar, dr. Bahder Djohan dan
Mr. Santoso
Bendahara : Mr. saubarj
Penasehat :
K.H.Rd. Adenan
Ditambah dengan sejumlah anggota
pengurus lainnya
Agar
PMI di akui sebagai Organisasi Nasional maupun Internasional maka langkah
selanjutnya :
a.
Tanggal 16
Januari 1950 Pemerintah RIS secara resmi mengesahkan satu – satunya Organisasi
Palang merah di Indonesia yaitu Palang Merah Indonesia ( PMI ) melalui surat
keputusan pemerintah RIS tertanggal 16 Januari 1950 No.25 pada waktu yang sama
pukul 17.00 WIB telah dilaksanakan serah terima tugas kepalang merahan dari
NERKAI kepada PMI.
b.
Pada Hari
senin tanggal 15 Juni 1950 Pemerintah RI turut menandatangani Konvensi Geneva
c.
Pada
tanggal 15 Juni 1950 PMI di akui oleh ICRC sebagai perhimpunan Palang Merah
Nasional.
d.
Pada
tanggal 16 Oktober 1950, PMI diterima sebagai anggota IFRC sebagai anggota yang
ke 68.
e.
Pada
tanggal 20 Mei 1950 NERKAI menyerahkan gedung miliknya Rumah Sakit Kedung
Halang kepada PMI yang kini bernama RS. PMI Bogor
KONVENSI JENEWA
Konvensi Jenewa merupakan salah satu konvensi yang berlangsung di Jenewa, Swiss. Dari
uraian di atas, nampak bahwasanya konflik bersenjata yang dimaksudkan dapat
terjadi secara internal maupun inetrnasional. Pasal 3 Konvensi Jenewa tahun
1949 meletakkan dasar Hukum Humaniter dengan merumuskan bahwa dalam masa
konflik bersenjata.
Maka, orang-orang yang dilindugi oleh konvensi ini harus "in all
circumstances be treated humanely, without any adverse distinction founded on
race, color, religion or faith, sex, birth, or wealth, or other similar
criteria…" padahal sebelum tahun 1949, perlindungan hukum hanya diberikan
pada personel militer.
Konvensi-konvensi dan
persetujuan-persetujuannya
Konvensi-konvensi Jenewa terdiri dari
berbagai aturan yang berlaku pada masa konflik bersenjata, dengan tujuan
melindungi orang yang tidak, atau sudah tidak lagi, ikut serta dalam
permusuhan, antara lain:
1. kombatan
yang terluka atau sakit
2. tawanan
perang
3. orang
sipil
4. personel
dinas medis dan dinas keagamaan
Konvensi
Dalam ranah diplomasi, istilah konvensi
mempunyai arti yang lain dari artinya yang biasa, yaitu pertemuan sejumlah
orang. Dalam diplomasi, konvensi mempunyai arti perjanjian internasional atau
traktat. Ketiga Konvensi Jenewa yang terdahulu direvisi dan diperluas pada
tahun 1949, dan pada tahun itu juga ditambahkan Konvensi Jenewa yang keempat.
1. Konvensi
Jenewa Pertama (First Geneva Convention), mengenai Perbaikan Keadaan Anggota
Angkatan Bersenjata yang Terluka dan Sakit di Darat, 1864
2. Konvensi
Jenewa Kedua (Second Geneva Convention), mengenai Perbaikan Keadaan Anggota
Angkatan Bersenjata yang Terluka, Sakit, dan Karam di Laut, 1906
3. Konvensi
Jenewa Ketiga (Third Geneva Convention), mengenai PerlakuanTawanan Perang, 1929
4. Konvensi
Jenewa Keempat (Fourth Geneva Convention), mengenai Perlindungan Orang Sipil di
Masa Perang, 1949
Satu rangkaian konvensi yang terdiri dari empat konvensi ini
secara keseluruhan disebut sebagai “Konvensi-konvensi
Jenewa 1949”atau, secara lebih sederhana, “Konvensi
Jenewa”.
Protokol
Konvensi-konvensi Jenewa 1949 telah dimodifikasi dengan tiga
protokol amandemen, yaitu:
1. Protokol
I (1977), mengenai Perlindungan Korban Konflik Bersenjata Internasional
2. Protokol
II (1977), mengenai Perlindungan Konflik Bersenjata Non-internasional
3. Protokol
III (2005), mengenai Adopsi Lambang Pembeda Tambahan
Aplikasi
Konvensi-konvensi Jenewa berlaku pada masa
perang dan konflik bersenjata, yaitu bagi pemerintah yang telah meratifikasi
ketentuan-ketentuan konvensi tersebut. Ketentuan rinci mengenai aplikabilitas
Konvensi-konvensi Jenewa diuraikan dalam Pasal 2 dan 3 Ketentuan yang Sama.
Masalah aplikabilitas ini telah menimbulkan sejumlah kontroversi. Ketika
Konvensi-konvensi Jenewa berlaku, maka pemerintah harus merelakan sebagian
tertentu dari kedaulatan nasionalnya (national sovereignty) untuk dapat
mematuhi hukum internasional. Konvensi-konvensi Jenewa bisa saja tidak
sepenuhnya selaras dengan konstitusi atau nilai-nilai budaya sebuah negara
tertentu. Meskipun Konvensi-konvensi Jenewa menyediakan keuntungan bagi
individu, tekanan politik bisa membuat pemerintah menjadi enggan untuk menerima
tanggung jawab yang ditimbulkan oleh konvensi-konvensi tersebut.
ORGANISASI DAN TUGAS PMI
1.
Susunan
Organisasi PMI
Palang Merah Indonesia ( PMI ) sebagai Organisasi memiliki jejang
kepengurusan di tingkat :
a.
PMI
Pusat berkedudukan di Ibukota ( Jakarta ) meliputi seluruh wilayah Indonesia.
b.
PMI
Daerah berkedudukan di Ibukota Propinsi ( daerah Tk.I )
c.
PMI
Cabang berkedudukan di daerah Tk.II ( Kota / Kabupaten )
d.
PMI
Ranting berkedudukan di tingkat Kecamatan
PERTOLONGAN PERTAMA
Pengertian Pertolongan Pertama
Pengertian Pertolongan Pertama
Pemberian pertolongan
segera kepada penderita yang mengalami sakit atau cedera secara mendadak.
Medis Dasar
Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh awam atau awam yang terlatih secara khusus.
Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh awam atau awam yang terlatih secara khusus.
Penolong Pertama
Penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.
Penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.
Tujuan Pertolongan Pertama
1. Menyelamatkan jiwa penderita
2. Mencegah cacat
3. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan
Kewajiban Penolong Pertama
- Menjaga keselamatan diri
- Meminta bantuan
- Memberikan pertolongan sesuai dengan keadaan korban
- Membantu pelaku pertolongan pertama
Kondisi fisik penolong harus baik
Alat perlindungan diri
Peralatan Dasar Pelaku Pertolongan Pertama
a. Alat Perlindungan Diri (APD)
Alat perlindungan diri adalah alat yang digunakan untuk menghindarkan penolong dari terjadinya penularan penularan penyakit , alat perlindungan diri tidak perlu mahal. “Darah dan semua cairan tubuh sebagai media penularan penyakit” untuk itu diperlukan alat perlindungan diri seperti :
- Sarung tangan lateks
- Kacamata pelindung
- Masker Penolong
Peralatan Pertolongan Pertama :
1.Kasa Steril
2.Pembalut gulung / perban
3.Alkohol 70%
4.Pembalut perekat / plaster
5.Bidai
6.Gunting pembalut
7.Pinset
8.Senter
9.Kapas
10.Selimut.
II. Anatomi dan Faal Dasar
Pengertian
Ilmu yang mempelajari susunan dan bentuk tubuh .
Sedangkan ilmu yang mempelajari Faal (fungsi) bagian dari alat atau jaringan tubuh disebut Fisiologi.
Bagian Tubuh
Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka. Secara garis besar tubuh manusia terdiri :
1. Kepala
terdiri dari :
Tengkorak, wajah dan rahang bawah
2. Leher
3. Batang Tubuh
Terdiri dari :
Dada, Perut, Punggung dan panggul
4. Anggota Gerak Atas
Terdiri dari:
• Sendi bahu
• Lengan atas
• Siku
• Lengan bawah
• Pergelangan tangan
• Tangan
5. Anggota Gerak Bawah
Terdiri dari :
• Sendi panggul
• Tungkai atas ( paha )
• Lutut
• Tungkai bawah
• Pergelangan kaki
• Kaki
Rongga
Selain pembagian tubuh maka juga perlu dikenali 5 buah rongga yang terdapat dalam tubuh yaitu :
1. Rongga Tengkorak
Rongga ini berisi otak dan melindunginya.
2. Rongga Tulang Belakang
Berisi bumbung syaraf atau “spinal cord” terbentuk dari rongga-rongga tulang belakang menyatu membentuk suatu kolom.
3. Rongga Dada
Sering juga disebut rongga toraks. Dilindungi oleh tulang-tulang rusuk, berisi jantung, paru-paru, pembuluh darah besar, kerongkongan dan saluran pernapasan.
4. Rongga Perut
Rongga ini terletak diantara rongga dada dan rongga panggul. Dalam dunia medis dikenal dengan istilah abdomen. Di dalam rongga ini terdapat berbagai organ
pencernaan dan kelenjar seperti lambung, usus, limpa, hati, empedu, pancreas dan lainnya.
5. Rongga Panggul
Rongga ini dibentuk oleh tulang – tulang panggul, berisi kandung kemih, sebagian usus besar dan organ reproduksi dalam Sistem Tubuh
1. Menyelamatkan jiwa penderita
2. Mencegah cacat
3. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan
Kewajiban Penolong Pertama
- Menjaga keselamatan diri
- Meminta bantuan
- Memberikan pertolongan sesuai dengan keadaan korban
- Membantu pelaku pertolongan pertama
Kondisi fisik penolong harus baik
Alat perlindungan diri
Peralatan Dasar Pelaku Pertolongan Pertama
a. Alat Perlindungan Diri (APD)
Alat perlindungan diri adalah alat yang digunakan untuk menghindarkan penolong dari terjadinya penularan penularan penyakit , alat perlindungan diri tidak perlu mahal. “Darah dan semua cairan tubuh sebagai media penularan penyakit” untuk itu diperlukan alat perlindungan diri seperti :
- Sarung tangan lateks
- Kacamata pelindung
- Masker Penolong
Peralatan Pertolongan Pertama :
1.Kasa Steril
2.Pembalut gulung / perban
3.Alkohol 70%
4.Pembalut perekat / plaster
5.Bidai
6.Gunting pembalut
7.Pinset
8.Senter
9.Kapas
10.Selimut.
II. Anatomi dan Faal Dasar
Pengertian
Ilmu yang mempelajari susunan dan bentuk tubuh .
Sedangkan ilmu yang mempelajari Faal (fungsi) bagian dari alat atau jaringan tubuh disebut Fisiologi.
Bagian Tubuh
Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka. Secara garis besar tubuh manusia terdiri :
1. Kepala
terdiri dari :
Tengkorak, wajah dan rahang bawah
2. Leher
3. Batang Tubuh
Terdiri dari :
Dada, Perut, Punggung dan panggul
4. Anggota Gerak Atas
Terdiri dari:
• Sendi bahu
• Lengan atas
• Siku
• Lengan bawah
• Pergelangan tangan
• Tangan
5. Anggota Gerak Bawah
Terdiri dari :
• Sendi panggul
• Tungkai atas ( paha )
• Lutut
• Tungkai bawah
• Pergelangan kaki
• Kaki
Rongga
Selain pembagian tubuh maka juga perlu dikenali 5 buah rongga yang terdapat dalam tubuh yaitu :
1. Rongga Tengkorak
Rongga ini berisi otak dan melindunginya.
2. Rongga Tulang Belakang
Berisi bumbung syaraf atau “spinal cord” terbentuk dari rongga-rongga tulang belakang menyatu membentuk suatu kolom.
3. Rongga Dada
Sering juga disebut rongga toraks. Dilindungi oleh tulang-tulang rusuk, berisi jantung, paru-paru, pembuluh darah besar, kerongkongan dan saluran pernapasan.
4. Rongga Perut
Rongga ini terletak diantara rongga dada dan rongga panggul. Dalam dunia medis dikenal dengan istilah abdomen. Di dalam rongga ini terdapat berbagai organ
pencernaan dan kelenjar seperti lambung, usus, limpa, hati, empedu, pancreas dan lainnya.
5. Rongga Panggul
Rongga ini dibentuk oleh tulang – tulang panggul, berisi kandung kemih, sebagian usus besar dan organ reproduksi dalam Sistem Tubuh
Sistem tubuh adalah
susunan dari organ-organ yang mempunyai fungsi tertentu.
Ada beberapa system pada tubuh manusia :
1. Sistem rangka (kerangka/skeleton)
2. Sistem Otot (Muskularis)
3. Sistem pernapasan (respirasi)
4. Sistem peredaran darah (sirkulasi)
5. Sistem saraf (nervus)
6. Sistem pencernaan (digestif)
7. Sistem kelenjar buntu (endokrin)
8. Sistem kemih (urinarius)
9. Kulit
10. Panca indera
11. Sistem reproduksi
BAB III. PENILAIAN PENDERITA
Ada beberapa system pada tubuh manusia :
1. Sistem rangka (kerangka/skeleton)
2. Sistem Otot (Muskularis)
3. Sistem pernapasan (respirasi)
4. Sistem peredaran darah (sirkulasi)
5. Sistem saraf (nervus)
6. Sistem pencernaan (digestif)
7. Sistem kelenjar buntu (endokrin)
8. Sistem kemih (urinarius)
9. Kulit
10. Panca indera
11. Sistem reproduksi
BAB III. PENILAIAN PENDERITA
Tindakan penilaian
penderita terdiri dari :
1. Penilaian keadaan
Penilaian keadaan ditujukan untuk memperoleh gambaran umum tentang apa yang sedang dihadapi, factor-faktor yang akan mendukung atau menghambat tindakan pertolongan pertama. Pada tahap ini penolong harus melakukan langkah langkah pengamanan lokasi, penderita dan dirinya sendiri serta orang lain.
INGAT
Amankan Diri Sendiri TerlebiH Dahulu, Keselamatan Penolong Nomor 1
2. Penilaian dini
a.Kesan umum
- Kasus Trauma : adalah kasus yang disebabkan oleh suatu ruda-paksa Mempunyai tanda-tanda yang jelas dan terlihat ada atau teraba. Misalnya luka terbuka, memar, patah tulang da lain sebagainya
- Kasus Medis : adalah kasus yang diderita seseorang tanpa ada riwayat ruda-paksa. Contohnya sesak napas, pingsan.
b.Memeriksa Respon
Ada empat tingkatan respon penderita, yaitu :
1.Awas
2.Suara
3.Nyeri
4.Tidak Respon
ASNT
c.Memastikan Jalan napas terbuka dengan baik
Untuk penderita yang tidak respon gunakan teknik angkat dagu dan tekan dahi
1. Penilaian keadaan
Penilaian keadaan ditujukan untuk memperoleh gambaran umum tentang apa yang sedang dihadapi, factor-faktor yang akan mendukung atau menghambat tindakan pertolongan pertama. Pada tahap ini penolong harus melakukan langkah langkah pengamanan lokasi, penderita dan dirinya sendiri serta orang lain.
INGAT
Amankan Diri Sendiri TerlebiH Dahulu, Keselamatan Penolong Nomor 1
2. Penilaian dini
a.Kesan umum
- Kasus Trauma : adalah kasus yang disebabkan oleh suatu ruda-paksa Mempunyai tanda-tanda yang jelas dan terlihat ada atau teraba. Misalnya luka terbuka, memar, patah tulang da lain sebagainya
- Kasus Medis : adalah kasus yang diderita seseorang tanpa ada riwayat ruda-paksa. Contohnya sesak napas, pingsan.
b.Memeriksa Respon
Ada empat tingkatan respon penderita, yaitu :
1.Awas
2.Suara
3.Nyeri
4.Tidak Respon
ASNT
c.Memastikan Jalan napas terbuka dengan baik
Untuk penderita yang tidak respon gunakan teknik angkat dagu dan tekan dahi
d.Untuk menilai pernapasan
Setelah jalan napas berjalan dengan baik maka penolong harus menilai pernapasan penderita dengan cara :
Lihat Dengar Rasakan ( LDR )
e.Menilai denyut nadi
Dengan cara meraba nadi pergelangan tangan (Arteri Radialis ). Bagi penderita yang sadar, sedangkan bagi penderita yang tidak sadar periksa nadi Leher ( Carotis )
f.Hubungi Bantuan
Segera minta bantuan rujukan , mintalah bantuan kepada orang lain untuk melakukannya atau lakukan sendiri. Bila didaerah anda tersedia pelayanan ambulan segera hubungi
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik tujuannya menemukan berbagai tanda yaitu:
1. perubahan bentuk( P )
2. Luka terbuka ( L )
3. Nyeri tekan ( N )
4. Bengkak ( B ).
Tindakan ini melibatkan Penglihatan, perabaan dan pendengaran . Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistimatis dan beurutan dari ujung kepala sampai ujung kaki namun dapat berubah sesuai kondisi penderita yaitu
1. kepala
• Telinga
• Hidung
• Mata
• Mulut
2. leher
3. dada
4. perut
5. punggung
6. panggul
7. anggota gerak atas dan bawah
pada pemeriksaan anggota gerak selain PLNB juga lakukan pemeriksaan gerakan sensasi dan sirkulasi ( GSS ).
BAB IV
LUKA
Pengertian Luka
Luka adalah ter[putusnya keutuhan jaringan lunak baik diluar maupun dalam tubuh. Luka paling jelas terjadi pada kulit .
Klasifikasi luka :
1. luka terbuka
luka yang disertai kerusakan pada kulit atau selaput lendir dan luka ini sering ditemukan pada kasus kecelakaan , luka ini paling sering menimbulkan perdarahan. contoh :
1. luka lecet
2. luka sayat
3. luka robek
4. luka tusuk
5. luka sobek ( Avulsi )
6. Amputasi
2. luka tertutup
luka yang tidak disertai kerusakan jaringan kulit , lika ini dapat berupa cedera ringan dan luka ini tidak disertai darah yang keluar,
Contoh :
1. Memar
2. Hematoma
3. Cedera remuk
Penutup Luka
Penutup luka adalah bahan yang diletakkan tepat diatas luka
Fungsi penutup luka :
1. membantu mengendalikan perdarahan
2. Mencegah kontaminasi
3. mempercepat penyembuhan
4. mengurangi nyeri
Contoh penutup luka
1. kasa steril
2. penutup kain kasa
3. Penutup berperekat ( Handiplash )
4. Penutup buatan sendiri
Pembalut luka
Adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka
Fungsi pembalut
1. Penekan untuk menghentikan perdarahan
2. Mempertahankan penutup luka pada tempatnya
3. Menjadi penopang bagian tubuh yang cedera
Contoh pembalut
1. Pembalut gulung ( perban )
2. Pembalut segitiga ( Mitela )
3. Pembalut penekan
Pedoman penutupan luka dan pembalutan
- Penutupan luka
- Penutup luka harus meliputi seluruh permukaan luka
- Bersihkan luka sebelum ditutup
Pembalutan Luka
- Jangan membalut terlalu kencang dan terlalu longgar
- Jangan biarkan ujung sisa pembalut terurai
- khusus pada anggota gerak pembalutan dilakukan dari bawah keatas (kearah jantung )
- lakukan pembalutan dalam posisi yang diinginkan
Langkah-langkah Penanganan Luka
Langkah-langkah Penanganan Luka terbuka :
1. Pastikan daerah luka terlihat
2. Bersihkan daerah sekitar luka
3. Cegah terjadinya infeksi
4. Lakukan penutupan luka dan pembalutan
5. Baringkan penderita
6. Tenangkan penderita
7. Rujuk ke fasilitas kesehatan
Langkah-langkah Penanganan Luka tertutup
Luka memar :
1. Beri kompres dingin pada memar
2. Tekan memar dengan menggunakan kompres dingin
3. Bila terjadi pada alat gerak, maka tinggikan lebih tinggi dari jantung
BAB V
Patah Tulang
Pengetian
Patah tulang adalah terputusnya jaringan tulang
Gejala dan tanda patah tulang :
- Perubahan bentuk
- Nyeri dan kaku
- Terdengar suara berderik pada daerah yang patah
- Terjadinya pembengkakan
- Adanya memar
- Ujung tulang terlihat
- Adanya gangguan peredaran perdarahan
Jenis Patah Tulang
1. Patah tulang terbuka
• Bagian tulang yang patah berhubungan dengan udara luar
2. Patah tulang tertutup
• Bagian tulang yang patah tidak berhubungan dengan udara luar
Pembidaian
Pemakaian suatu alat Bantu untuk menghindari pergerakan, melindungi dan menstabilkan bagian tubuh yang cedera.
Tujuan Pembidaian
1. Mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang patah
2. Mengurangi cidera yang baru disekitar bagian tulang yang patah
3. Mengistirahatkan anggota badan yang patah
4. Mengurangi rasa nyeri
5. Mengurangi perdarahan
6. Mempercepat penyembuhan
Pedoman umum pembidaian
1. Sampaikan rencana tindakan kepada penderita
2. Pastikan bagian yuang cedera dapat dilihat dan rawat perdarahan bila ada
3. Nilai gerakan sensasi-sirkulasi pada bagian daerah luka sebelum menggerakan pembidaian
4. Siapkan alat seperlunya ( bidai dan, mitella )
5. Upayakan tidak mengubah posisi yang cidera
6. Jangan memasukan bagian tulang yang patah
7. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah
8. Ikatan jangan terlalu keras dan jangan longgar
9. Ikatan harus cukup jumlahnya dimulai dari sendi yang banyak bergerak
10. Selesai dilakukan pembidaian dilakukan pemeriksaan GSS kembali, bandingkan dengan pemerikasaan GSS yang pertama
Langkah – langkah penanganan pada patah tulang :
1. Lakukan penilaian dini
2. Lakukan pemeriksaan Fisik
3. Stabilkan bagian yang patah secara manual
4. Upayakan yang diduga patah dapat dilihat
5. Atasi perdarahan dan rawat luka bila ada
6. Siapkan alat-alat seperlunya ( bidai dan mitella )
7. LAKUKAN PEMBIDAIAN……!!!
8. Kurangi rasa sakit
9. Baringkan penderita pada posisi yang sakit.
VI. LUKA BAKAR
Pengertian : Semua cedera yang terjadi akibat paparan suhu yang tinggi.
Penyebab Luka Bakar :
1. Panas ( Suhu Diatas 60º ), contoh : Api, Uap panas, Benda panas
2. Listrik, contoh : Listrik Rumah tangga, Petir
3. Kimia, Contoh : Soda Api, Air aki (Zuur)
4. Radiasi, Contoh : Sinar Matahari (Ultra Violet), Bahan Radioaktif
Penggolongan Luka Bakar
Berdasarkan luas lapisan kulit yang mengalami cedera, luka bakar dikelompokkan menjadi :
1. Luka Bakar Derajat Satu (Permukaan) meliputi permukaan kulit yang paling atas ( kulit Ari / Epidermis )
2. Luka Bakar Derajat Dua. Sedikit lebih dalam
3. Luka Bakar Derajat Tiga. Lapisan yang terkena tidak terbatas bahkan sampai kedalam tulang dan rongga dalam.
Penangangan Luka Bakar :
1. Alirkan air biasa ke daerah yang luka, bila ada bahan kimia alirkan air terus menerus selama 20 menit atau lebih
2. Lepaskan pakaian dan perhiasan, jika pakaian melekat pada luka bakar gunting sekitarnya jangan memaksa untuk melepasnya
3. Tutup luka bakar, gunakan penutup luka steril ( kassa Steril ), jangan memecahkan gelembung.
4. Jangan gunakan mentega, odol, oli, kecap, kopi, air es.
5. Rujuk ke fasilitas kesehatan
VI PEMINDAHAN PENDERITA
Mekanika Tubuh
Mekanikan Tubuh menggunakan gerakan tubuh penolong yang baik dan benar untuk memudahkan pengangkatan dalam pemindahan penderita.
Tujuan :
- Menghindari terjadinya cedera pada penolong
Prinsip dasar pemindahan penderita :
1. Jangan dilakukan jika tidak perlu
2. Melakukan sesuai dengan cara yang benar
3. Kondisi Fisik Penolong harus baik dan terlatih
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemindahan penderita :
1. Nilai kesulitan yang mungkin terjadi pada saat pemindahan
2. Rencanakan gerakan sebelum mengangkat dan memindahkan penderita
3. Jangan memindahkan dan mengangkat penderita jika tidak mampu
4. Gunakan otot tungkai, panggul serta otot perut. Hindari mengangkat dengan otot punggung dan membungkuk.
5. Jaga keseimbangan
6. Rapatkan tubuh penderita dengan tubuh penolong saat memindahkan dan mengangkat korban.
7. Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap
Pemindahan Penderita
Berdasarkan keselamatan penolong dan penderita, pemindahan penderita digolongakan menjadi 2 bagian :
1. Pemindahan Darurat
Pemindahan darurat dilakukan bila ada bahaya yang mengancam bagi penderita dan penolong. Contoh:
- Ancaman Kebakaran
- Ancaman Ledakan
- Ancaman Bangunan runtuh
- Ancaman mobil terguling bensin tumpah
- Adanya bahan-bahan berbahaya
- Orang sekitar yang berprilaku aneh
- Kondisi cuaca yang buruk
Contoh Cara pemindahan Darurat :
- Tarikan lengan
- Tarikan Bahu
- Tarikan Baju
- Tarikan selimut
2. Pemindahan Biasa
Pemindahan biasa dilakukan jika keadaan tidak membahayakan penderita maupun penolong.
Tehnik angkat langsung dengan tiga penolong :
1. ke tiga penolong berlutut pada salah satu sisi penderita , jika memungkinkan beradalah pada sisi yang paling sedikit cedera
2. penolong pertama menyisipkan satu lengan dibawah leher dan bahu, lengan yang satu disisipkan dibawah punggung penderita
3. penolong kedua menyisipkan tangan dibawah punggung dan bokong penderita
4. penolong ketiga menyisipkan lengan dibawah bokong dan dibawah lutut penderita
5. penderita siap diangkat dengan satu perintah
6. angkat penderita keatas lutut ketiga penolong secara bersamaan
7. sisipkan tandu yang akan digunakan dan atur letaknya oleh penolong yang lain
8. letakkan kembali penderta diatas tandu dengan satu perintah yang tepat
9. jika akan berjalan tampa memakai tandu, dari langkah no 6 teruskan dengan memiringkan penderita ke dada penolong
10. berdiri secara bersamaan dengan satu perintah
11. berjalanlah kearah yang dikehendaki dengan langkah bertahap
Tehnik mengangkat tandu
Penolong dalam keadaan berjongkok dan akan mengangkat tandu
1. tempatkan kaki pada jarak yang tepat
2. punggung harus tetap lurus
3. kencangkan otot punggung dan otot perut. Kepala tetap menghadap kedepan dalam posisi netral
4. genggamlah pegangan tandu dengan baik
5. pada saat mengangkat punggung harus tetap terkunci sebagai poros dan kekuatan konstraksi otot seluruhnya pada otot tungkai
6. saat menurunkan tandu lakukan langkah diatas pada urutan selanjutnya.
VIII KEDARURATAN MEDIS
Gejala dan Tanda
Gejala dan tanda pada kedaruratan medis sangat beragam, khas mau pun tidak khas antara lain :
Gejala :
1. Demam
2. Nyeri
3. Mual, muntah
4. Buang air kecil berlebihan atau tidak sama sekali
5. Pusing, perasaan mau pingsan, merasa akan kiamat
6. Sesak atau merasa sukar bernapas
7. Rasa haus atau rasa lapar berlebihan, rasa aneh pada mulut
Tanda :
1. Perubahan status mental ( tidak sadar dan bingung )
2. nada cepat atau sangat lambat, tidak teratur, lemah atau sangat kuat
3. pernapasan tidak teratur
4. perubahan keadaan kulit : suhu , kelembaban , keringat berlebihan, sangat kering termasuk perubahan warna pada selaput lendir ( pucat,kebiruan dan terlalu merah)
5. perubahan tekanan darah
6. pupil mata sangat lebar atau sangat kecil
7. bau khas dari mulut atau hidung
8. terjadinya kejang atau kelumpuhan
9. mual, muntah, diare
Pingsan
Terjadi akibat :
- Peredaran darah ke otak berkurang
- Reaksi terhadap rasa nyeri
- Kelelahan
- Kekurangan makanan
- Emosi yang hebat
- Berada dalam ruangan yang penuh orang tanpa udara segar yang cukup.
Gejala dan tanda pingsan
o Perasaan limbung.
o Pandangan berkunang-kunang dan telinga berdenging.
o Lemas, keluar keringat dingin.
o Menguap.
o Dapat menjadi tidak sadar, yang biasanya berlangsung hanya beberapa menit.
o Denyut nadi lambat.
Penanganan pingsan
1. Baringkan penderita dengan tungkai ditinggikan.
2. Longgarkan pakaian.
3. Usahakan penderita menghirup udara segar.
4. Periksa cedera lainnya.
5. Beri selimut, agar badannya hangat.
6. Bila pulih, usahakan istirahatkan beberapa menit.
7. Bila tidak cepat pulih, maka:
– Periksa napas dan nadi.
– Posisikan stabil.
– Rujuk ke Fasilitas kesehatan
1. Alirkan air biasa ke daerah yang luka, bila ada bahan kimia alirkan air terus menerus selama 20 menit atau lebih
2. Lepaskan pakaian dan perhiasan, jika pakaian melekat pada luka bakar gunting sekitarnya jangan memaksa untuk melepasnya
3. Tutup luka bakar, gunakan penutup luka steril ( kassa Steril ), jangan memecahkan gelembung.
4. Jangan gunakan mentega, odol, oli, kecap, kopi, air es.
5. Rujuk ke fasilitas kesehatan
VI PEMINDAHAN PENDERITA
Mekanika Tubuh
Mekanikan Tubuh menggunakan gerakan tubuh penolong yang baik dan benar untuk memudahkan pengangkatan dalam pemindahan penderita.
Tujuan :
- Menghindari terjadinya cedera pada penolong
Prinsip dasar pemindahan penderita :
1. Jangan dilakukan jika tidak perlu
2. Melakukan sesuai dengan cara yang benar
3. Kondisi Fisik Penolong harus baik dan terlatih
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemindahan penderita :
1. Nilai kesulitan yang mungkin terjadi pada saat pemindahan
2. Rencanakan gerakan sebelum mengangkat dan memindahkan penderita
3. Jangan memindahkan dan mengangkat penderita jika tidak mampu
4. Gunakan otot tungkai, panggul serta otot perut. Hindari mengangkat dengan otot punggung dan membungkuk.
5. Jaga keseimbangan
6. Rapatkan tubuh penderita dengan tubuh penolong saat memindahkan dan mengangkat korban.
7. Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap
Pemindahan Penderita
Berdasarkan keselamatan penolong dan penderita, pemindahan penderita digolongakan menjadi 2 bagian :
1. Pemindahan Darurat
Pemindahan darurat dilakukan bila ada bahaya yang mengancam bagi penderita dan penolong. Contoh:
- Ancaman Kebakaran
- Ancaman Ledakan
- Ancaman Bangunan runtuh
- Ancaman mobil terguling bensin tumpah
- Adanya bahan-bahan berbahaya
- Orang sekitar yang berprilaku aneh
- Kondisi cuaca yang buruk
Contoh Cara pemindahan Darurat :
- Tarikan lengan
- Tarikan Bahu
- Tarikan Baju
- Tarikan selimut
2. Pemindahan Biasa
Pemindahan biasa dilakukan jika keadaan tidak membahayakan penderita maupun penolong.
Tehnik angkat langsung dengan tiga penolong :
1. ke tiga penolong berlutut pada salah satu sisi penderita , jika memungkinkan beradalah pada sisi yang paling sedikit cedera
2. penolong pertama menyisipkan satu lengan dibawah leher dan bahu, lengan yang satu disisipkan dibawah punggung penderita
3. penolong kedua menyisipkan tangan dibawah punggung dan bokong penderita
4. penolong ketiga menyisipkan lengan dibawah bokong dan dibawah lutut penderita
5. penderita siap diangkat dengan satu perintah
6. angkat penderita keatas lutut ketiga penolong secara bersamaan
7. sisipkan tandu yang akan digunakan dan atur letaknya oleh penolong yang lain
8. letakkan kembali penderta diatas tandu dengan satu perintah yang tepat
9. jika akan berjalan tampa memakai tandu, dari langkah no 6 teruskan dengan memiringkan penderita ke dada penolong
10. berdiri secara bersamaan dengan satu perintah
11. berjalanlah kearah yang dikehendaki dengan langkah bertahap
Tehnik mengangkat tandu
Penolong dalam keadaan berjongkok dan akan mengangkat tandu
1. tempatkan kaki pada jarak yang tepat
2. punggung harus tetap lurus
3. kencangkan otot punggung dan otot perut. Kepala tetap menghadap kedepan dalam posisi netral
4. genggamlah pegangan tandu dengan baik
5. pada saat mengangkat punggung harus tetap terkunci sebagai poros dan kekuatan konstraksi otot seluruhnya pada otot tungkai
6. saat menurunkan tandu lakukan langkah diatas pada urutan selanjutnya.
VIII KEDARURATAN MEDIS
Gejala dan Tanda
Gejala dan tanda pada kedaruratan medis sangat beragam, khas mau pun tidak khas antara lain :
Gejala :
1. Demam
2. Nyeri
3. Mual, muntah
4. Buang air kecil berlebihan atau tidak sama sekali
5. Pusing, perasaan mau pingsan, merasa akan kiamat
6. Sesak atau merasa sukar bernapas
7. Rasa haus atau rasa lapar berlebihan, rasa aneh pada mulut
Tanda :
1. Perubahan status mental ( tidak sadar dan bingung )
2. nada cepat atau sangat lambat, tidak teratur, lemah atau sangat kuat
3. pernapasan tidak teratur
4. perubahan keadaan kulit : suhu , kelembaban , keringat berlebihan, sangat kering termasuk perubahan warna pada selaput lendir ( pucat,kebiruan dan terlalu merah)
5. perubahan tekanan darah
6. pupil mata sangat lebar atau sangat kecil
7. bau khas dari mulut atau hidung
8. terjadinya kejang atau kelumpuhan
9. mual, muntah, diare
Pingsan
Terjadi akibat :
- Peredaran darah ke otak berkurang
- Reaksi terhadap rasa nyeri
- Kelelahan
- Kekurangan makanan
- Emosi yang hebat
- Berada dalam ruangan yang penuh orang tanpa udara segar yang cukup.
Gejala dan tanda pingsan
o Perasaan limbung.
o Pandangan berkunang-kunang dan telinga berdenging.
o Lemas, keluar keringat dingin.
o Menguap.
o Dapat menjadi tidak sadar, yang biasanya berlangsung hanya beberapa menit.
o Denyut nadi lambat.
Penanganan pingsan
1. Baringkan penderita dengan tungkai ditinggikan.
2. Longgarkan pakaian.
3. Usahakan penderita menghirup udara segar.
4. Periksa cedera lainnya.
5. Beri selimut, agar badannya hangat.
6. Bila pulih, usahakan istirahatkan beberapa menit.
7. Bila tidak cepat pulih, maka:
– Periksa napas dan nadi.
– Posisikan stabil.
– Rujuk ke Fasilitas kesehatan
SUSUNAN
MATERI WAJIB SEBAGAI SYARAT
MENJADI
ANGGOTA TETAP DAN KENAIKAN TINGKAT
ANGGOTA
PALANG MERAH REMAJA
UNIT SMP
NEGERI 7 BOGOR
NO
|
WAKTU
|
MATERI KEGIATAN
|
KETERANGAN
|
|
M.S
|
T.M
|
|||
01
|
16.00 – 16.45
|
PBB
|
|
|
02
|
16.45 – 17.30
|
Games
|
|
|
03
|
19.30 – 20.15
|
Materi Gerakan
|
|
|
04
|
20.15 – 21.00
|
Perawatan Keluarga
|
|
|
05
|
21.00 – 22.00
|
Inter Arma Caritas
|
|
|
06
|
05.15 – 06.00
|
Olah Raga
|
|
|
07
|
07.30 –.08.00
|
Apel Pagi
|
|
|
08
|
08.00 – 11.00
|
Aplikasi P.P.I
|
|
|
09
|
11.00 – 11.45
|
Games
|
|
|
10
|
12.45 – 13.30
|
Kepemimpinan
|
|
|
11
|
13.30 – 15.00
|
Aplikasi P.P II
|
|
|
12
|
15.30 – 16.30
|
Siaga Bencana
|
|
|
13
|
16.30 – 17.15
|
Inter Arma Caritas
|
|
|
14
|
19.30 – 20.15
|
Test Tulis
|
|
|
15
|
20.15 – 21.15
|
Mentoring
|
|
|
16
|
21.30 – 23.00
|
Api Unggun
|
|
|
17
|
|
Bintal
|
|
|
|
Pembina PMR Pelatih PMR
CATATAN :