Selasa, 15 Oktober 2013

Materi Pelantikan PMR smp negeri 7 bogor

Kata Pengantar

Aspechya……
                Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, karena atas karunianya dapat tersusun buku materi – materi palang merah remaja ( PMR ) sebagai acuan kegiatan pelantikan penerimaan anggota baru dan kenaikan tingkat.
                Buku ini di buat hanya untuk lingkungan Palang Merah Remaja Unit SMP Negeri 7 bogor dalam rangka menunjang kegiatan pelantikan penerimaan anggota baru dan kenaikan tingkat yang dilaksanakan tanggal,25 – 27 Oktober 2013 bertempat di desa Tajur Halang kec. Cijeruk – Kab.Bogor
                Akhirnya penyusun mempersembahkan buku ini dengan harapan para anggota mendapatkan materi – materi kepalang merahan dari buku ini walaupun masih jauh dari sempurna.


                                                                                Bogor,     Oktober 2013
                                                                                                       Penyusun



                                                                                                  Ludy Purnawan






JANJI PMR

Kami anggota palang merah remaja Indonesia disertai dengan penuh rasa tanggung jawab dan bersungguh hati berjanji :

1. Bertaqwa kepada Tuhan YME,
2. Berbakti kepada masyarakat,
3. Mempertinggi keterampilan dalam memelihara mutu kebersihan dan kesehatan,
4. Menjalin persahabatan Nasional dan Internasional,
5. Menjaga nama baik PMI dan PMR dengan memegang teguh prinsip – prinsip kepalang merahan :
- Kemanusiaan,
- Kesamaan ,
- Kenetralan,
- Kemandirian,
- Kesukarelaan,
- Kesatuan, dan
- Kesemestaan.













Mars Palang Merah Indonesia

Palang Merah Indonesia
Sumber kasih umat manusia
Warisan luhur, nusa dan bangsa
Wujud nyata pengayom Pancasila
Gerak juangnya keseluruh nusa
Mendarmakan bhakti bagi ampera
Tunaikan tugas suci tujuan PMI
Di Persada Bunda Pertiwi
Untuk umat manusia
Di seluruh dunia
PMI menghantarkan jasa


Mars Bhakti PMR  (Palang Merah Remaja)

Palang Merah Remaja Indonesia
warga Palang Merah sedunia
Berjuang berbakti penuh kasih sayang untuk rakyat semua
Bekerja dengan rela tulus ikhlas
untuk yang tertimpa sengsara
Puji dan puja tidak dikejar… mengabdi tuk sesama…
Putra Putri Palang Merah Remaja Indonesia
Abdi rakyat sedunia luhur budinya
Putra Putri Palang Merah Remaja Indonesia
Abdi rakyat sedunia mulya citanya




Hymne PMI


Palang merah Indonesia
Wujud kepedulian nyata
Nurani yang suci
Untuk membantu menolong sesame

PMI
Siaga setiap waktu
Berbakti, dan mengabdi
Bagi hidup manusia
Agar sehat sejahtera di seluruh dunia


MARILAH KAWAN

MARILAH KAWAN KITA BERSAMA
SATUKAN TEKAD DIDALAM PMR
MENGASAH KASIH TUJUAN UTAMA
AMALKAN TUJUH PRINSIP PALANG MERAH
            MARILAH KAWAN KITA BERSAMA
            SATUKAN TEKAD KENAKAN SYAL BIRU
            MAJU SERENTAK SATRIA BIRU
            LAKSANAKAN TUGAS KEMANUSIAA
BAHU – MEMBAHU MENJAGA KEBERSIHAN
TINGKATKAN GIZI MASYARAKAT
SUMBANGSIH SEBAGAI BUKTI KERJA NYATA
IKHLAS DIDALAM PENGABDIANNYA
            MARILAH KAWAN KITA BERSAMA
            SATUKAN TEKAD KENAKAN SYAL BIRU
MAJU SERENTAK BARISAN BIRU
            MADYA TUJUH SLALU DIHATI KITA






API UNGGUN

MALAM YANG HENING
BERTABUR CAHAYA BINTANG
ANGIN BERTIUP SEPOY
MENAMBAH ANGGUNMU

INGIN KUNIKMATI
HIDUP INI TAK TERHENTI
BERSAMA PANCARAN
CAHYAMU YANG ABADI
REFF :
JANGAN KAU PADAM API UNGGUNKU
TEMANILAH DAKU DALAM SEPI
DALAM SUNYI
MALAM INI

KEMESRAAN
Suatu hari
Dikala kita duduk ditepi pantai
Dan memandang
Ombak dilautan yang kian menepi

Burung camar
Terbang bermain diderunya air
Suara alam ini
Hangatkan jiwa kita

Sementara
Sinar surya perlahan mulai tenggelam
Suara gitarmu
Mengalunkan melodi tentang cinta

Ada hati
Membara erat bersatu
Getar seluruh jiwa
Tercurah saat itu

Kemesraan ini
Janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini
Ingin kukenang selalu

Hatiku damai
Jiwaku tentram disampingmu
Hatiku damai
Jiwaku tentram bersamamu








TRI BHAKTI PMR

Meningkatkan Keterampilan Hidup Sehat
Ingin jadi remaja yang berkarakter bersih dan sehat? Bener banget kalau temen-temen milih gabung di PMR. Karena di PMR kita belajar tentang pertolongan pertama, remaja sehat peduli sesama, kesehatan remaja, ayo siaga bencana, dan donor darah. _Baca selengkapnya di 
Berkarya dan Berbakti di Masyarakat
Karena kita makhluk sosial, maka kehidupan kita gak akan pernah lepas dengan orang lain. Udah tahukan kalo ngebantu sesama itu penting? Dan yang lebih penting, membantu sesama itu menyenangkan lho. Nggak salah lagi kalau teman-teman gabung PMR, karena disitu memang tempat berkumpulnya remaja yang peduli, kreatif dan bersahat. Di PMR kita bisa bareng-bareng bantu sesama.
Mempererat Persahabatan Nasional dan International
Pengen punya banyak teman? Apalagi punya teman dari daerah bahkan negara yang berbeda? Aku punya berapa teman. Buanyak deh. Apalagi sejak gabung PMR. Aku punya temen dari Papua, Toraja, Aceh, Palembang, juga dari Belanda, Jepang, Denmark, Australia, Malaysia, Singapore, Philipina, .. gak terhitung lagi. Dengan gabung PMR, kita akan belajar bagaimana menjalin persahabatan dengan orang lain. Bisa nasional bisa international. Asyik!!

A. Sejarah Florence Nightingale

Florence Nightingale lahir di Florence, Italia pada 12 Mei 1820 dan diberi nama berdasarkan kota dimana ia dilahirkan. Nama depannya, Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris. Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah milik ayahnya, William Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah kaya di Derbyshire, London, Inggris. Sementara ibunya adalah keturunan ningrat dan keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. Florence Nightingale memiliki seorang saudara perempuan bernama Parthenope. Pada masa remaja mulai terlihat perilaku mereka yang kontras dan Parthenope hidup sesuai dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah. Pada masa itu wanita ningrat, kaya, dan berpendidikan aktifitasnya cenderung bersenang-senang saja dan malas, sementara Florence lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan. Perawat pada masa itu perawat dianggap pekerjaan hina karena:
·       Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau “buntut” (keluarga tentara yang miskin) yang mengikuti kemana tentara pergi.
·       Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan terbuka, sehingga dianggap profesi ini bukan profesi sopan wanita baik-baik dan banyak pasien memperlakukan wanita tidak berpendidikan yang berada dirumah sakit dengan tidak senonoh § Perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan karena alasan-alasan tersebut di atas.
·       Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.
Nama harum Florence melejit saat pecah perang Krim antara Inggris, Perancis, dan Turki melawan Rusia pada tahun 1854-1856. Saat itu banyak sekali tentara Inggris yang terluka dan dibiarkan terlantar di rumah sakit darurat di medan perang karena tak cukupnya tenaga perawat di tempat itu. Florence dengan tulus dan berani membawa 38 orang perawat ke rumah sakit itu. Selama 21 bulan, ia mengabdi tak kenal lelah merawat, menghibur tentara yang terluka dan mengusahakan perbaikan fasilitas rumah sakit darurat tersebut. Florence tak pernah absen untuk selalu berpatroli menjenguk korban yang terluka bahkan di tengah malam yang dingin. Kedatangan Florence yang berjalan kaki membawa lentera selalu dinantikan para pasien. Florence memperoleh julukan Malaikat dengan Lentera. Berkat pengabdian Florence dan timnya, persentase kematian prajurit yang terluka parah membaik dari 42% menjadi hanya 2%. Bekerja nonstop tak kenal lelah sempat membuat kesehatan Florence memburuk. Ia terkena penyakit demam yang parah. Namun, berkat cinta kasihnya dan kerinduannya untuk meringankan penderitaan orang lain, serta doa restu dari semua orang yang mengenalnya, penyakit tersebut berhasil dikalahkannya dan pengabdian dapat dilanjutkannya. Florence menerima penghargaan dari Ratu Victoria dan rakyat Inggris berupa medali emas berukirkan ”Kebahagiaan dan Cinta Kasih Abadi”. ”Dana Nightingale” yang terkumpul yang sedianya digunakan untuk membuat medali ini ternyata sangat besar jauh di atas target. Florence pun membentuk Yayasan Nightingale yang memperoleh sumbangan dari dari banyak pihak. Dana tersebut digunakan untuk mendirikan sekolah perawat. Pada tahun 1860 Florence menulis buku Catatan tentang Keperawatan (Notes on Nursing) buku setebal 136 halaman ini menjadi buku acuan pada kurikulum di sekolah Florence dan sekolah keperawatan lainnya. Buku ini juga menjadi populer dikalangan orang awam dan terjual jutaan eksemplar diseluruh dunia. Pada tahun 1861 cetakan lanjutan buku ini terbit dengan tambahan bagian tentang perawatan bayi. Beberapa penghargaan yang pernah diperolehnya:
·        Pada tahun 1883 Florence di anugrahkan medali Palang Merah Kerajaan (The Royal Red Cross) oleh Ratu Victoria.
·       Pada tahun 1907 pada umurnya yang ke 87 tahun Raja Inggris, dihadapan beratus-ratus undangan menganugrahkan Florence Nightingale dengan bintang jasa The Order Of Merit dan Florence Nightingale menjadi wanita pertama yang menerima bintang tanda jasa ini.
·       Pada 1908 ia dianugrahkan Honorary Freedom of the City dari kota London. Cinta kasih dan pengabdian tulus Florence mengilhami Henri Dunant untuk mendirikan Palang Merah.
Florence menulis beberapa buku terlaris termasuk buku fenomenal Notes on Nursing. Florence, yang dilahirkan ketika keluarganya sedang bertamasya ke Florence Italia tahun 1820, terus berkarya sampai usia lanjut dan akhirnya meninggal dunia pada tanggal 13 Agustus 1910 dalam usia 90 tahun.

B. Jean Henry Dunant
Jean Henry Dunant disebut Bapak Palang Merah karena beliau pendiri & pelopor berdirinya Palang Merah. Jean Henry Dunant lahir di Swiss pada tanggal 8 Mei 1928 (yang ditetapkan hari Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional) dan meninggal pada 30 Oktober 1910. Ayahnya bernama Jean Jacques Dunant, dan ibunya bernama Antoinette Colladon. Jean Henry Dunant adalah seorang pengusaha asal Swiss dan aktivis sosial.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrS6C0DSfY_y971e5KOWI4NjWZ0xc0oRN9jLF6L3yEAz3-E5gFwfFvoIj2Tkz38-PVeNjUh6VFof58WKl09l3FuLZwGkUJKquzL4DYWobVdhN-OiU9YRVTQDavJV_K8ntxd7c-ErAZDSw/s400/index.jpg
Dunant dilahirkan di Jenewa, Swiss sebagai anak pertama dari pengusaha Jean-Jacques Dunant dan istrinya Antoinette Dunant-Colladon. Keluarganya sangat tulus ikhlas Calvinist dan memiliki pengaruh signifikan di masyarakat Jenewa . Orang tuanya sangat menekankan nilai sosial, dan ayahnya juga aktif membantu anak yatim dan parolees, sedangkan ibunya bekerja dengan orang sakit dan miskin. Dunant tumbuh pada periode agama terbangunnya dikenal sebagai Réveil, dan pada usia delapan belas tahun ia bergabung dengan Masyarakat Jenewa untuk memberikan zakat. Pada tahun berikutnya, bersama dengan teman-temannya, ia mendirikan apa yang disebut “Kamis Asosiasi”, yang lepas dari band muda laki-laki yang bertemu untuk belajar Alkitab dan membantu masyarakat miskin, dan ia menghabiskan banyak waktunya untuk orang yang terlibat dalam penjara dan kunjungan pekerjaan sosial.
Pada tanggal 30 November 1852, ia mendirikan Jenewa bab dari YMCA dan tiga tahun kemudian ia ikut ambil bagian dalam pertemuan Paris yang dikhususkan kepada pembinaan organisasi internasional. Sebelumnya pada tahun 1849, pada usia 21, Dunant dipaksa meninggalkan College Calvin karena nilai yang buruk, dan ia memulai magang pada perusahaan Pertukaran Uang Lullin et Sautter. Setelah berhasil , ia menetap sebagai karyawan bank.
Kemudian pada tahun 1853, Dunant mengunjungi Aljazair, Tunisia, dan Sicily, bertugas pada sebuah perusahaan yang dikhususkan untuk “koloni dari Setif” (Compagnie genevoise des koloni de Setif). Walaupun sedikit pengalaman, ia berhasil menyelesaikan tugas. Terinspirasi oleh perjalanan itu, dia, menulis buku pertama dengan judul An Account Kabupaten di Tunisia (Notice sur la Régence dari Tunisia), yang diterbitkan pada tahun 1858. Pada tahun 1856, ia membuat usaha untuk beroperasi di luar negeri koloni, dan, setelah diberikan lahan konsesi yang diduduki oleh Perancis-Aljazair, jagung yang tumbuh terus-menerus dan perdagangan perusahaan disebut Keuangan dan Industri Perusahaan dari Mons-Djémila Mills (Société financière et des industrielle Moulins des-Mons Djémila).
Namun, hak-hak tanah dan air yang tidak jelas ditetapkan, dan otoritas kolonial tidak khususnya koperasi. Akibatnya, Dunant memutuskan untuk naik banding langsung ke Perancis emperor Napoleon III, yang dengan tentara di Lombardy pada saat itu. Perancis telah berjuang di samping Piedmont-Sardinia melawan Austria, yang telah menduduki banyak sekarang Italia. Dunant menulis buku nyanjung penuh dengan pujian untuk Napoleon III dengan maksud untuk hadir ke maharaja, kemudian perjalanan ke Solferino untuk bertemu dengan dia secara pribadi.
Selama perjalanan bisnis pada tahun 1859, ia menjadi saksi dari Pertempuran di Solferino di Italia yang terjadi tepatnya tanggal 24 Juni 1859 di Solferino, Italia Utara, Pasukan Perancis dan Italia sedang bertempur melawan pasukan Austria. Pada saat itu, Jean Henry Dunant tiba disana dengan harapan dapat bertemu dengan Kaisar Perancis (Napoleon III), Jean Henry Dunant secara kebetulan , menyaksikan pertempuran itu. Saat itu Dinas Medis Militer, kualahandalam menangani korban yang berjumlah 40.000 orang. Tergetar oleh penderitaan tentara yang terluka, Jean Henry Dunant bekerjasama dengan penduduk setempat segera mengkoordinasikan bantuan untuk mereka. 
Setelah kembali ke Swiss, Jean Henry Dunant menggambarkan sebuah buku yang berjudul Un Soovenir De Solverino yang artinya kenang-kenangan dari Solverino pada tahun 1862. Dalam bukunya, Jean Henry Dunant mengajukan 2 gagasan,yaitu: 
1. Membentuk organisasi sukarelawan yang akan disiapkan di masa damai untuk menolong para prajurit yang terlukadimedanperang.
2. Mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang cedera di medan perang, serta sukarelawan dari organisas itersebut pada waktu memberikan perawatan.
Dia juga berhasil memperoleh rilis Austria dokter diambil oleh Perancis. Setelah kembali ke Jenewa pada awal Juli, Dunant memutuskan untuk menulis buku tentang pengalaman dia, dia yang berjudul Un Souvenir de Solferino (A Memory of Solferino). Ia telah diterbitkan di dalam edisi 1862 dari 1.600 eksemplar dan telah dicetak di Dunant sendiri biaya.Di dalam buku, ia menggambarkan peperangan, dan biaya, dan setelah itu keadaan kacau-balau. Dia juga mengembangkan gagasan bahwa di masa depan organisasi yang netral harus ada untuk memberikan perawatan kepada prajurit luka.Dia didistribusikan ke buku terkemuka banyak tokoh politik dan militer di Eropa. Dunant juga mulai perjalanan melalui Eropa untuk mempromosikan ide-ide nya.Bukunya yang sangat positif yang diterima, dan Presiden dari Masyarakat Jenewa untuk Kesejahteraan Masyarakat, yuris Gustave Moynier, menjadikan buku dan saran topik di 9 Februari 1863 pertemuan organisasi.
Pada tahun 1863 Henry Dunant bersama keempat kawannya merealisasi gagasan tersebut dengan mendirikan komite internasional untuk nantuan para tentara yang cedera, sekarang disebut Komite Internasional Palang Merah atau Committee of The Red Cross (ICRC) merupakan lembaga kemanusiaan bersifat mandiri, sebagai penengah dan netral.
Dalam perkembangannya Palang Merah Internasional juga memiliki Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau International Federation of Red Cross dan Red Crescent (IFRC).
Namun, Dunant terus melakukan advokasi di posisi ini perjalanan dan percakapan dengan peringkat tinggi-tokoh politik dan militer. Ini intensif pribadi konflik antara Moynier, yang mengambil pendekatan yang lebih pragmatis terhadap proyek, dan Dunant yang merupakan visi idealis di antara lima, dan dipimpin oleh Moynier ke upaya untuk menyerang Dunant dan tawaran untuk kepemimpinan.
Pada bulan Oktober 1863, 14 negara ikut ambil bagian dalam pertemuan di Jenewa yang disusun oleh komite untuk membahas peningkatan perawatan untuk luka prajurit. Dunant sendiri, tetapi, hanya karena protokol pemimpin Moynier dari upaya untuk mengurangi peranannya. Setahun kemudian, seorang diplomat konferensi diselenggarakan oleh Swiss Parlemen dipimpin dengan penandatanganan pertama Konvensi Jenewa oleh 12 negara.
Di antara beberapa penghargaan lainnya di tahun-tahun berikutnya, pada 1903 Dunant diberikan sebuah kehormatan doktor oleh fakultas medis dari University of Heidelberg. Dia tinggal di rumah sakit swasta di Heiden sampai akhir kematiannya. Pada tahun terakhir hidupnya, ia menderita depresi dan paranoid tentang pengejaran oleh para kreditur dan Moynier. Bahkan ada hari ketika Dunant bersikeras bahwa memasak di rumah sakit swasta pertama rasa makanan itu sebelum dia minta untuk melindungi terhadap kemungkinan keracunan. Meskipun ia terus menganut Kristen kepercayaan, di akhir tahun dia spurned dan menyerang Calvinism dan terorganisir agama secara umum. Menurut perawat, yang bertindak akhir hidupnya adalah untuk mengirimkan salinan dari buku Müller ke italian queen dengan dedikasi pribadi. Dia meninggal pada tanggal 30 Oktober 1910, ia outliving oleh nemesis Moynier hanya dua bulan. Meskipun selamat dari ICRC pada penganugerahan dari hadiah Nobel, dua saingan tidak pernah mencapai rekonsiliasi. Menurut keinginan, dia dikuburkan tanpa upacara di Sihlfeld Cemetery di Zürich.Menurut dia akan, ia menyumbangkan dana untuk yang aman “bebas tidur” Heiden di rumah sakit swasta yang akan selalu tersedia untuk warga miskin di wilayah dan deeded uang ke teman-teman dan organisasi sosial di Norwegia dan Swiss. Sisa dana itu kepada kreditur sebagian relieving his hutang; nya ketidakmampuan untuk menghapus hutang itu adalah beban besar untuk dia sampai kematiannya. Bekas rumah sakit swasta di rumah-rumah yang sekarang Heiden Henry Dunant Museum.
Semangat Henry Dunant inilah yang mengilhami terbentuknya Perhimpunan Nasional Palang Merah Nasional dan Bulan Sabit Merah yang didirikan hampir di setiap negara di seluruh dunia berjumlah 176 perhimpunan nasional. Sedang gagasan kedua Henry Dunant direalisasi Pemerintah Swiss dengan mengadakan konferensi Jenewa dengan menghasilkan Konvensi Jenewa (1864) yang terus dikembangkan sehingga dikenal sebagai Konvensi Jenewa 1949.
Pengumuman peraih nobel dilangsungkan di gedung Institut Nobel dan telah menjadi peristiwa besar. Penghargaannya sendiri diberikan setiap tahunnya setiap tanggal 10 Desember, tanggal dimana Alfred Nobel meninggal pada tahun 1896. Dari 1905 sampai 1946, upacara penganugerahannya diadakan di Institut Nobel, kemudian dari 1947 diselenggarakan di aula UniversitasOslo,lalupada1990dipindahkankebalaikotaOslo.
Karena karyanya, Jean Henry Dunant diberi penghargaan atas perannya dalam mendirikan Komite Palang Merah Internasional.
sejarah Singkat Palang Merah Internasional
Pada tanggal 24 Juni 1859 di kota Solferino Italia Utara, pasukan Perancis dan Italia sedang bertempur melawan pasukan Austria dalam suatu pertempuran yang mengerikan. Berawal dari pertempuran itu muncullah dua gagasan dari seorang berkewarganegaraan Swiss, Henry Dunant.
Pertama, membentuk organisasi sukarelawan yang disiapkan untuk menolong prajurit yang cedera.Kedua,mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang cedera di medan perang serta sukarelawan dari organisas itersebut. Sebagai tindak lanjutnya beliau menyusun buku berjudul "The Memorial of Solferino" yang berisikan harapan untuk membentuk perhimpunan bantuan sosial. Pada tahun 1863 di Jenewa diadakan pertemuan yang dikenal dengan Komite Jenewa dan dihadiri sekitar 12 orang. Dalam musyawarah tersebut akhirnya diputuskan untuk membentuk Komunite Internasional untuk bantuan para tentara yang cedera, yang sekarang disebut Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan diambilnya suatu lambang yaitu tanda palang merah dengan dasar warna putih.
Organisasi Palang Merah Internasional
Organisasi Palang merah Internasional terdiri dari :
1.        International Comite Of The Red Cross ( ICRC )
2.        International Federation Of The Red Cross And Red Crescent Cocieties ( IFRC )
3.        Perhimpunan Palang Merah / Bulan Sabit Merah Nasional

Pengertian Palang merah :
                Palang Merah adalah suatu perhimpunan yang anggota – anggotanya member pertolongan dengan sukarela berdasarkan atas kemanusiaan kepada yang membutuhkan dengan tidak membedakan bangsa,golongan, agama dan politik.
                Lambang Palang Merah merupakan kebalikan dari bendera Swiss yaitu Palangnya Putih Dasarnya merah, hal ini dilakukan karena :
1.        Menghormati Pemerintah Negara Swiss
2.        Pelopor/ pendiri Palang Merah adalah warga Negara Swiss
3.        Agar Palang Merah benar – benar netral karena Swiss adalah Negara netral
Ketentuan Lambang Palang merah :
a.        Ukuran lambing tidak ada ketentuan, boleh kurus atau gemuk asal keempat lengannya sama panjang. Umumnya menggunakan 5 buah bujur sangkar, termasuk PMI
b.        Tanda Palang merah dengan dasar putih.
c.        Diatas lambang Palang Merah tidak boleh ada tulisan atau gambar, kecuali di sekelilingnya.
SEJARAH TERBENTUKNYA PMI
1.        Masa penjajahan
1.1.   Masa Penjajahan Belanda
Pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah colonial Belanda mendirikan Palang Merah Hindia Belanda dengan nama Nederlansch Roode Kruis Afdeling Indie ( NERKAI ) yang dibubarkan pada masa pendudukan Jepang.
Pada tahun 1938 atas prakarsa dr.RCL. Senduk dan dr. Bahder Djohan mengajukan kepada Pemerintah Kolonial Belanda agar di bentuk Palang Merah Indonesia ( PMI ). Tapi usaha kedua orang tokoh ini ditolak.
Pada tahun 1940 cita – cita tersebut dikemukakan lagi oleh kedua orang tokoh tersebut pada saat konprensi Palang Merah Hindia Belanda ( NERKAI ).
1.2.   Masa pendudukan Jepang
Pada tahun 1942 – 1945 Indonesia berada dibawah pendudukan kekuasaan Pemerintah Militer Jepang. Gagasan ini di kemukakan kembali dan ternyata usulan inipun di tolak.

2.        Masa Kemerdekaan
Setelah Indonesia Memproklamasikan Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, 17 hari kemudian tepatnya pada tanggal 3 September 1945 Presiden Republik Indonesia Pertama Ir. Soekarno memerintahkan kepada mentri kesehatan RI, dr.Boentaran Martoatmojo agar membentuk PMI. Maka atas perintah ini mentri kesehatan RI pertama ini pada tanggal 5 september 1945 membentuk Panitia pembentuk PMI yang di kenal dengan Panitia Lima karena berjumlah lima orang yaitu :
Ketua                      : dr. Moechtar
Penulis                    : dr. Bahder Djohan
Anggota                  : dr. Djoehana, dr mardjuki dan dr. Sitanala

Hasil kerja Panitia Lima tersebutberhasil menyusun pengurus Besar PMI pada tanggal 17 September 1945 dan di peringati setiap tahun sebagai hari PMI dengan susunan pengurus :
                Ketua                       : Drs. Moh.Hatta
                Wk.Ketua                : dr.Boentaran martoatmojo
                Badan Penulis         : dr. Mochtar, dr. Bahder Djohan dan
  Mr. Santoso
                Bendahara               : Mr. saubarj
                Penasehat                                : K.H.Rd. Adenan
                Ditambah dengan sejumlah anggota pengurus lainnya
Agar PMI di akui sebagai Organisasi Nasional maupun Internasional maka langkah selanjutnya :
a.        Tanggal 16 Januari 1950 Pemerintah RIS secara resmi mengesahkan satu – satunya Organisasi Palang merah di Indonesia yaitu Palang Merah Indonesia ( PMI ) melalui surat keputusan pemerintah RIS tertanggal 16 Januari 1950 No.25 pada waktu yang sama pukul 17.00 WIB telah dilaksanakan serah terima tugas kepalang merahan dari NERKAI kepada PMI.
b.        Pada Hari senin tanggal 15 Juni 1950 Pemerintah RI turut menandatangani Konvensi Geneva
c.        Pada tanggal 15 Juni 1950 PMI di akui oleh ICRC sebagai perhimpunan Palang Merah Nasional.
d.        Pada tanggal 16 Oktober 1950, PMI diterima sebagai anggota IFRC sebagai anggota yang ke 68.
e.        Pada tanggal 20 Mei 1950 NERKAI menyerahkan gedung miliknya Rumah Sakit Kedung Halang kepada PMI yang kini bernama RS. PMI Bogor

KONVENSI JENEWA
Konvensi Jenewa merupakan salah satu konvensi yang berlangsung di Jenewa, Swiss. Dari uraian di atas, nampak bahwasanya konflik bersenjata yang dimaksudkan dapat terjadi secara internal maupun inetrnasional. Pasal 3 Konvensi Jenewa tahun 1949 meletakkan dasar Hukum Humaniter dengan merumuskan bahwa dalam masa konflik bersenjata. Maka, orang-orang yang dilindugi oleh konvensi ini harus "in all circumstances be treated humanely, without any adverse distinction founded on race, color, religion or faith, sex, birth, or wealth, or other similar criteria…" padahal sebelum tahun 1949, perlindungan hukum hanya diberikan pada personel militer.

Konvensi-konvensi dan persetujuan-persetujuannya

Konvensi-konvensi Jenewa terdiri dari berbagai aturan yang berlaku pada masa konflik bersenjata, dengan tujuan melindungi orang yang tidak, atau sudah tidak lagi, ikut serta dalam permusuhan, antara lain:
1.      kombatan yang terluka atau sakit
2.      tawanan perang
3.      orang sipil
4.      personel dinas medis dan dinas keagamaan

Konvensi

Dalam ranah diplomasi, istilah konvensi mempunyai arti yang lain dari artinya yang biasa, yaitu pertemuan sejumlah orang. Dalam diplomasi, konvensi mempunyai arti perjanjian internasional atau traktat. Ketiga Konvensi Jenewa yang terdahulu direvisi dan diperluas pada tahun 1949, dan pada tahun itu juga ditambahkan Konvensi Jenewa yang keempat.
1.      Konvensi Jenewa Pertama (First Geneva Convention), mengenai Perbaikan Keadaan Anggota Angkatan Bersenjata yang Terluka dan Sakit di Darat, 1864
2.      Konvensi Jenewa Kedua (Second Geneva Convention), mengenai Perbaikan Keadaan Anggota Angkatan Bersenjata yang Terluka, Sakit, dan Karam di Laut, 1906
3.      Konvensi Jenewa Ketiga (Third Geneva Convention), mengenai PerlakuanTawanan Perang, 1929
4.      Konvensi Jenewa Keempat (Fourth Geneva Convention), mengenai Perlindungan Orang Sipil di Masa Perang, 1949
Satu rangkaian konvensi yang terdiri dari empat konvensi ini secara keseluruhan disebut sebagai “Konvensi-konvensi Jenewa 1949”atau, secara lebih sederhana, “Konvensi Jenewa”.

Protokol

Konvensi-konvensi Jenewa 1949 telah dimodifikasi dengan tiga protokol amandemen, yaitu:
1.      Protokol I (1977), mengenai Perlindungan Korban Konflik Bersenjata Internasional
2.      Protokol II (1977), mengenai Perlindungan Konflik Bersenjata Non-internasional
3.      Protokol III (2005), mengenai Adopsi Lambang Pembeda Tambahan

Aplikasi

Konvensi-konvensi Jenewa berlaku pada masa perang dan konflik bersenjata, yaitu bagi pemerintah yang telah meratifikasi ketentuan-ketentuan konvensi tersebut. Ketentuan rinci mengenai aplikabilitas Konvensi-konvensi Jenewa diuraikan dalam Pasal 2 dan 3 Ketentuan yang Sama. Masalah aplikabilitas ini telah menimbulkan sejumlah kontroversi. Ketika Konvensi-konvensi Jenewa berlaku, maka pemerintah harus merelakan sebagian tertentu dari kedaulatan nasionalnya (national sovereignty) untuk dapat mematuhi hukum internasional. Konvensi-konvensi Jenewa bisa saja tidak sepenuhnya selaras dengan konstitusi atau nilai-nilai budaya sebuah negara tertentu. Meskipun Konvensi-konvensi Jenewa menyediakan keuntungan bagi individu, tekanan politik bisa membuat pemerintah menjadi enggan untuk menerima tanggung jawab yang ditimbulkan oleh konvensi-konvensi tersebut.

ORGANISASI DAN TUGAS PMI
1.        Susunan Organisasi PMI
Palang Merah Indonesia ( PMI )  sebagai Organisasi memiliki jejang kepengurusan di tingkat  :
a.        PMI Pusat berkedudukan di Ibukota ( Jakarta ) meliputi seluruh wilayah Indonesia.
b.        PMI Daerah berkedudukan di Ibukota Propinsi ( daerah Tk.I )
c.        PMI Cabang berkedudukan di daerah Tk.II ( Kota / Kabupaten )
d.        PMI Ranting berkedudukan di tingkat Kecamatan

PERTOLONGAN PERTAMA
Pengertian Pertolongan Pertama
Pemberian pertolongan segera kepada penderita yang mengalami sakit atau cedera secara mendadak.
Medis Dasar
Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh awam atau awam yang terlatih secara khusus. 
Penolong Pertama
Penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.
Tujuan Pertolongan Pertama
1. Menyelamatkan jiwa penderita
2. Mencegah cacat
3. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan

Kewajiban Penolong Pertama
- Menjaga keselamatan diri
- Meminta bantuan
- Memberikan pertolongan sesuai dengan keadaan korban
- Membantu pelaku pertolongan pertama

Kondisi fisik penolong harus baik

Alat perlindungan diri 
Peralatan Dasar Pelaku Pertolongan Pertama

a. Alat Perlindungan Diri (APD)
Alat perlindungan diri adalah alat yang digunakan untuk menghindarkan penolong dari terjadinya penularan penularan penyakit , alat perlindungan diri tidak perlu mahal. “Darah dan semua cairan tubuh sebagai media penularan penyakit” untuk itu diperlukan alat perlindungan diri seperti :

- Sarung tangan lateks
- Kacamata pelindung
- Masker Penolong

Peralatan Pertolongan Pertama :
1.Kasa Steril
2.Pembalut gulung / perban
3.Alkohol 70%
4.Pembalut perekat / plaster
5.Bidai
6.Gunting pembalut
7.Pinset
8.Senter
9.Kapas
10.Selimut.

II. Anatomi dan Faal Dasar 

Pengertian
Ilmu yang mempelajari susunan dan bentuk tubuh .

Sedangkan ilmu yang mempelajari Faal (fungsi) bagian dari alat atau jaringan tubuh disebut Fisiologi.

Bagian Tubuh
Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka. Secara garis besar tubuh manusia terdiri :

1. Kepala
terdiri dari :
Tengkorak, wajah dan rahang bawah
2. Leher
3. Batang Tubuh
Terdiri dari :
Dada, Perut, Punggung dan panggul
4. Anggota Gerak Atas
Terdiri dari:
• Sendi bahu
• Lengan atas
• Siku
• Lengan bawah
• Pergelangan tangan
• Tangan
5. Anggota Gerak Bawah
Terdiri dari :
• Sendi panggul
• Tungkai atas ( paha )
• Lutut
• Tungkai bawah
• Pergelangan kaki
• Kaki

Rongga
Selain pembagian tubuh maka juga perlu dikenali 5 buah rongga yang terdapat dalam tubuh yaitu :

1. Rongga Tengkorak
Rongga ini berisi otak dan melindunginya.
2. Rongga Tulang Belakang
Berisi bumbung syaraf atau “spinal cord” terbentuk dari rongga-rongga tulang belakang menyatu membentuk suatu kolom.
3. Rongga Dada
Sering juga disebut rongga toraks. Dilindungi oleh tulang-tulang rusuk, berisi jantung, paru-paru, pembuluh darah besar, kerongkongan dan saluran pernapasan.
4. Rongga Perut
Rongga ini terletak diantara rongga dada dan rongga panggul. Dalam dunia medis dikenal dengan istilah abdomen. Di dalam rongga ini terdapat berbagai organ
pencernaan dan kelenjar seperti lambung, usus, limpa, hati, empedu, pancreas dan lainnya.
5. Rongga Panggul
Rongga ini dibentuk oleh tulang – tulang panggul, berisi kandung kemih, sebagian usus besar dan organ reproduksi dalam Sistem Tubuh
Sistem tubuh adalah susunan dari organ-organ yang mempunyai fungsi tertentu.
Ada beberapa system pada tubuh manusia :
1. Sistem rangka (kerangka/skeleton)
2. Sistem Otot (Muskularis)
3. Sistem pernapasan (respirasi)
4. Sistem peredaran darah (sirkulasi)
5. Sistem saraf (nervus)
6. Sistem pencernaan (digestif)
7. Sistem kelenjar buntu (endokrin)
8. Sistem kemih (urinarius)
9. Kulit
10. Panca indera
11. Sistem reproduksi

BAB III. PENILAIAN PENDERITA
Tindakan penilaian penderita terdiri dari :
1. Penilaian keadaan
Penilaian keadaan ditujukan untuk memperoleh gambaran umum tentang apa yang sedang dihadapi, factor-faktor yang akan mendukung atau menghambat tindakan pertolongan pertama. Pada tahap ini penolong harus melakukan langkah langkah pengamanan lokasi, penderita dan dirinya sendiri serta orang lain.

INGAT
Amankan Diri Sendiri TerlebiH Dahulu, Keselamatan Penolong Nomor 1

2. Penilaian dini
a.Kesan umum
- Kasus Trauma : adalah kasus yang disebabkan oleh suatu ruda-paksa Mempunyai tanda-tanda yang jelas dan terlihat ada atau teraba. Misalnya luka terbuka, memar, patah tulang da lain sebagainya
- Kasus Medis : adalah kasus yang diderita seseorang tanpa ada riwayat ruda-paksa. Contohnya sesak napas, pingsan.
b.Memeriksa Respon
Ada empat tingkatan respon penderita, yaitu :
1.Awas
2.Suara
3.Nyeri
4.Tidak Respon
ASNT
c.Memastikan Jalan napas terbuka dengan baik
Untuk penderita yang tidak respon gunakan teknik angkat dagu dan tekan dahi

d.Untuk menilai pernapasan
Setelah jalan napas berjalan dengan baik maka penolong harus menilai pernapasan penderita dengan cara :

Lihat Dengar Rasakan ( LDR )
e.Menilai denyut nadi
Dengan cara meraba nadi pergelangan tangan (Arteri Radialis ). Bagi penderita yang sadar, sedangkan bagi penderita yang tidak sadar periksa nadi Leher ( Carotis )
f.Hubungi Bantuan
Segera minta bantuan rujukan , mintalah bantuan kepada orang lain untuk melakukannya atau lakukan sendiri. Bila didaerah anda tersedia pelayanan ambulan segera hubungi
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik tujuannya menemukan berbagai tanda yaitu:
1. perubahan bentuk( P )
2. Luka terbuka ( L )
3. Nyeri tekan ( N )
4. Bengkak ( B ).
Tindakan ini melibatkan Penglihatan, perabaan dan pendengaran . Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistimatis dan beurutan dari ujung kepala  sampai ujung kaki namun dapat berubah sesuai kondisi penderita yaitu
1. kepala
• Telinga
• Hidung
• Mata
• Mulut
2. leher
3. dada
4. perut
5. punggung
6. panggul
7. anggota gerak atas dan bawah
pada pemeriksaan anggota gerak selain PLNB juga lakukan pemeriksaan gerakan sensasi dan sirkulasi ( GSS ).

BAB IV
LUKA
 
Pengertian Luka
Luka adalah ter[putusnya keutuhan jaringan lunak baik diluar maupun dalam tubuh.  Luka paling jelas terjadi pada kulit .

Klasifikasi luka :
1. luka terbuka
luka yang disertai kerusakan pada kulit atau selaput lendir dan luka ini sering ditemukan pada kasus kecelakaan , luka ini paling sering menimbulkan perdarahan. contoh :
1. luka lecet
2. luka sayat
3. luka robek
4. luka tusuk
5. luka sobek ( Avulsi )
6. Amputasi

2. luka tertutup
luka yang tidak disertai kerusakan jaringan kulit , lika ini dapat berupa cedera ringan dan luka ini tidak disertai darah yang keluar,
Contoh :
1. Memar
2. Hematoma
3. Cedera remuk
Penutup Luka
Penutup luka adalah bahan yang diletakkan tepat diatas luka
Fungsi penutup luka :
1. membantu mengendalikan perdarahan
2. Mencegah kontaminasi
3. mempercepat penyembuhan
4. mengurangi nyeri
Contoh penutup luka
1. kasa steril
2. penutup kain kasa
3. Penutup berperekat ( Handiplash )
4. Penutup buatan sendiri 
Pembalut luka
Adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka
Fungsi pembalut
1. Penekan untuk menghentikan perdarahan
2. Mempertahankan penutup luka pada tempatnya
3. Menjadi penopang bagian tubuh yang cedera
Contoh pembalut
1. Pembalut gulung ( perban )
2. Pembalut segitiga ( Mitela )
3. Pembalut penekan
Pedoman penutupan luka dan pembalutan 
- Penutupan luka
- Penutup luka harus meliputi seluruh permukaan luka
- Bersihkan luka sebelum ditutup
Pembalutan Luka
- Jangan membalut terlalu kencang dan terlalu longgar
- Jangan biarkan ujung sisa pembalut terurai
- khusus pada anggota gerak pembalutan dilakukan dari bawah keatas (kearah jantung )
- lakukan pembalutan dalam posisi yang diinginkan
Langkah-langkah Penanganan Luka
Langkah-langkah Penanganan Luka terbuka :
1. Pastikan daerah luka terlihat
2. Bersihkan daerah sekitar luka
3. Cegah terjadinya infeksi
4. Lakukan penutupan luka dan pembalutan
5. Baringkan penderita
6. Tenangkan penderita
7. Rujuk ke fasilitas kesehatan
Langkah-langkah Penanganan Luka tertutup
Luka memar :
1. Beri kompres dingin pada memar
2. Tekan memar dengan menggunakan kompres dingin
3. Bila terjadi pada alat gerak, maka tinggikan lebih tinggi dari jantung

BAB V
Patah Tulang

Pengetian
Patah tulang adalah terputusnya jaringan tulang
Gejala dan tanda patah tulang :
- Perubahan bentuk
- Nyeri dan kaku
- Terdengar suara berderik pada daerah yang patah
- Terjadinya pembengkakan
- Adanya memar
- Ujung tulang terlihat
- Adanya gangguan peredaran perdarahan
Jenis Patah Tulang
1. Patah tulang terbuka
• Bagian tulang yang patah berhubungan dengan udara luar
2. Patah tulang tertutup
• Bagian tulang yang patah tidak berhubungan dengan udara luar
Pembidaian
Pemakaian suatu alat Bantu untuk menghindari pergerakan, melindungi dan menstabilkan bagian tubuh yang cedera.
Tujuan Pembidaian
1. Mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang patah
2. Mengurangi cidera yang baru disekitar bagian tulang yang patah
3. Mengistirahatkan anggota badan yang patah
4. Mengurangi rasa nyeri
5. Mengurangi perdarahan
6. Mempercepat penyembuhan

Pedoman umum pembidaian
1. Sampaikan rencana tindakan kepada penderita
2. Pastikan bagian yuang cedera dapat dilihat dan rawat perdarahan bila ada
3. Nilai gerakan sensasi-sirkulasi pada bagian daerah luka sebelum menggerakan pembidaian
4. Siapkan alat seperlunya ( bidai dan, mitella )
5. Upayakan tidak mengubah posisi yang cidera
6. Jangan memasukan bagian tulang yang patah
7. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah
8. Ikatan jangan terlalu keras dan jangan longgar
9. Ikatan harus cukup jumlahnya dimulai dari sendi yang banyak bergerak
10. Selesai dilakukan pembidaian dilakukan pemeriksaan GSS kembali, bandingkan dengan pemerikasaan GSS yang pertama

Langkah – langkah penanganan pada patah tulang :
1. Lakukan penilaian dini
2. Lakukan pemeriksaan Fisik
3. Stabilkan bagian yang patah secara manual
4. Upayakan yang diduga patah dapat dilihat
5. Atasi perdarahan dan rawat luka bila ada
6. Siapkan alat-alat seperlunya ( bidai dan mitella )
7. LAKUKAN PEMBIDAIAN……!!!
8. Kurangi rasa sakit
9. Baringkan penderita pada posisi yang sakit.

VI. LUKA BAKAR

Pengertian : Semua cedera yang terjadi akibat paparan suhu yang tinggi.

Penyebab Luka Bakar :
1. Panas ( Suhu Diatas 60º ), contoh : Api, Uap panas, Benda panas
2. Listrik, contoh : Listrik Rumah tangga, Petir
3. Kimia, Contoh : Soda Api, Air aki (Zuur)
4. Radiasi, Contoh : Sinar Matahari (Ultra Violet), Bahan Radioaktif

Penggolongan Luka Bakar
Berdasarkan luas lapisan kulit yang mengalami cedera, luka bakar dikelompokkan menjadi :
1. Luka Bakar Derajat Satu (Permukaan) meliputi permukaan kulit yang paling atas ( kulit Ari / Epidermis )
2. Luka Bakar Derajat Dua. Sedikit lebih dalam
3. Luka Bakar Derajat Tiga. Lapisan yang terkena tidak terbatas bahkan sampai kedalam tulang dan rongga dalam.
Penangangan Luka Bakar :
1. Alirkan air biasa ke daerah yang luka, bila ada bahan kimia alirkan air terus menerus selama 20 menit atau lebih
2. Lepaskan pakaian dan perhiasan, jika pakaian melekat pada luka bakar gunting sekitarnya jangan memaksa untuk melepasnya
3. Tutup luka bakar, gunakan penutup luka steril ( kassa Steril ), jangan memecahkan gelembung.
4. Jangan gunakan mentega, odol, oli, kecap, kopi, air es.
5. Rujuk ke fasilitas kesehatan


VI PEMINDAHAN PENDERITA

Mekanika Tubuh
Mekanikan Tubuh menggunakan gerakan tubuh penolong yang baik dan benar untuk memudahkan pengangkatan dalam pemindahan penderita.

Tujuan :
- Menghindari terjadinya cedera pada penolong

Prinsip dasar pemindahan penderita :
1. Jangan dilakukan jika tidak perlu
2. Melakukan sesuai dengan cara yang benar
3. Kondisi Fisik Penolong harus baik dan terlatih

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemindahan penderita :
1. Nilai kesulitan yang mungkin terjadi pada saat pemindahan
2. Rencanakan gerakan sebelum mengangkat dan memindahkan penderita
3. Jangan memindahkan dan mengangkat penderita jika tidak mampu
4. Gunakan otot tungkai, panggul serta otot perut. Hindari mengangkat dengan otot punggung dan membungkuk.
5. Jaga keseimbangan
6. Rapatkan tubuh penderita dengan tubuh penolong saat memindahkan dan mengangkat korban.
7. Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap

Pemindahan Penderita
Berdasarkan keselamatan penolong dan penderita, pemindahan penderita digolongakan menjadi 2 bagian :
1. Pemindahan Darurat
    Pemindahan darurat dilakukan bila ada bahaya yang mengancam bagi penderita dan  penolong. Contoh:
- Ancaman Kebakaran
- Ancaman Ledakan
- Ancaman Bangunan runtuh
- Ancaman mobil terguling bensin tumpah
- Adanya bahan-bahan berbahaya
- Orang sekitar yang berprilaku aneh
- Kondisi cuaca yang buruk

   Contoh Cara pemindahan Darurat :
- Tarikan lengan
- Tarikan Bahu
- Tarikan Baju
- Tarikan selimut

2. Pemindahan Biasa
Pemindahan biasa dilakukan jika keadaan tidak membahayakan penderita maupun penolong.

Tehnik angkat langsung dengan tiga penolong :
1. ke tiga penolong berlutut pada salah satu sisi penderita , jika memungkinkan beradalah pada sisi yang paling sedikit cedera
2. penolong pertama menyisipkan satu lengan dibawah leher dan bahu, lengan yang satu disisipkan dibawah punggung penderita
3. penolong kedua menyisipkan tangan dibawah punggung dan bokong penderita
4. penolong ketiga menyisipkan lengan dibawah bokong dan dibawah lutut penderita
5. penderita siap diangkat dengan satu perintah
6. angkat penderita keatas lutut ketiga penolong secara bersamaan
7. sisipkan tandu yang akan digunakan dan atur letaknya oleh penolong yang lain
8. letakkan kembali penderta diatas tandu dengan satu perintah yang tepat
9. jika akan berjalan tampa memakai tandu, dari langkah no 6 teruskan dengan memiringkan penderita ke dada penolong
10. berdiri secara bersamaan dengan satu perintah
11. berjalanlah kearah yang dikehendaki dengan langkah bertahap

Tehnik mengangkat tandu
Penolong dalam keadaan berjongkok dan akan mengangkat tandu
1. tempatkan kaki pada jarak yang tepat
2. punggung harus tetap lurus
3. kencangkan otot punggung dan otot perut. Kepala tetap menghadap kedepan dalam posisi netral
4. genggamlah pegangan tandu dengan baik
5. pada saat mengangkat punggung harus tetap terkunci sebagai poros dan kekuatan konstraksi otot seluruhnya pada otot tungkai
6. saat menurunkan tandu lakukan langkah diatas pada urutan selanjutnya.

VIII KEDARURATAN MEDIS 

Gejala dan Tanda
Gejala dan tanda pada kedaruratan medis sangat beragam, khas mau pun tidak khas antara lain :

Gejala :
1. Demam
2. Nyeri
3. Mual, muntah
4. Buang air kecil berlebihan atau tidak sama sekali
5. Pusing, perasaan mau pingsan, merasa akan kiamat
6. Sesak atau merasa sukar bernapas
7. Rasa haus atau rasa lapar berlebihan, rasa aneh pada mulut

Tanda :
1. Perubahan status mental ( tidak sadar dan bingung )
2. nada cepat atau sangat lambat, tidak teratur, lemah atau sangat kuat
3. pernapasan tidak teratur
4. perubahan keadaan kulit : suhu , kelembaban , keringat berlebihan, sangat kering termasuk perubahan warna pada selaput lendir ( pucat,kebiruan dan terlalu merah)
5. perubahan tekanan darah
6. pupil mata sangat lebar atau sangat kecil
7. bau khas dari mulut atau hidung
8. terjadinya kejang atau kelumpuhan
9. mual, muntah, diare

Pingsan

Terjadi akibat :
- Peredaran darah ke otak berkurang
- Reaksi terhadap rasa nyeri
- Kelelahan
- Kekurangan makanan
- Emosi yang hebat
- Berada dalam ruangan yang penuh orang tanpa udara segar yang cukup.

Gejala dan tanda pingsan
o Perasaan limbung.
o Pandangan berkunang-kunang dan telinga berdenging.
o Lemas, keluar keringat dingin.
o Menguap.
o Dapat menjadi tidak sadar, yang biasanya berlangsung hanya beberapa menit.
o Denyut nadi lambat.

Penanganan pingsan
1. Baringkan penderita dengan tungkai ditinggikan.
2. Longgarkan pakaian.
3. Usahakan penderita menghirup udara segar.
4. Periksa cedera lainnya.
5. Beri selimut, agar badannya hangat.
6. Bila pulih, usahakan istirahatkan beberapa menit.
7. Bila tidak cepat pulih, maka:
– Periksa napas dan nadi.
– Posisikan stabil.
– Rujuk ke Fasilitas kesehatan



SUSUNAN MATERI WAJIB SEBAGAI SYARAT
MENJADI ANGGOTA TETAP DAN KENAIKAN TINGKAT
ANGGOTA PALANG MERAH REMAJA
UNIT SMP NEGERI 7 BOGOR

NO
WAKTU
MATERI KEGIATAN
KETERANGAN
M.S
T.M
01
16.00 – 16.45
PBB


02
16.45 – 17.30
Games


03
19.30 – 20.15
Materi Gerakan


04
20.15 – 21.00
Perawatan Keluarga


05
21.00 – 22.00
Inter Arma Caritas


06
05.15 – 06.00
Olah Raga


07
07.30 –.08.00
Apel Pagi


08
08.00 – 11.00
Aplikasi P.P.I


09
11.00 – 11.45
Games


10
12.45 – 13.30
Kepemimpinan


11
13.30 – 15.00
Aplikasi P.P II


12
15.30 – 16.30
Siaga Bencana


13
16.30 – 17.15
Inter Arma Caritas


14
19.30 – 20.15
Test Tulis


15
20.15 – 21.15
Mentoring


16
21.30 – 23.00
Api Unggun


17

Bintal




      Pembina PMR                                          Pelatih PMR


 




CATATAN :
























CATATA